Pasukan Khusus yang Pernah Dipimpin Duet Luhut-Prabowo Bergerak Memburu Teroris

Komandan pertama Mayor Infanteri Luhut Binsar Pandjaitan didampingi wakil komandan Kapten Infanteri Prabowo Subianto

Istimewa/Tata Sembiring
Satuan 81 Kopassus 

TRIBUNBATAM.ID - Lima kejahatan jaringan teroris yang diduga berafiliasi dengan kelompok radikal, ISIS dalam dua pekan ini telah menelan korban 33 jiwa. Sebagian warga sipil, ada anggota kepolisian, sisanya pelaku.

Bermula kejadian di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Selasa hingga Rabu (8-10 Mei 2018); ledakan bom bunuh diri pada tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) pagi; bom di rumah susun sewa di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) malam; bom di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (15/5/2018); hingga serangan ke Mapolda Riau, Rabu (16/5/2018). 

Maraknya aksi terorisme akhir-akhirnya membuat suasana menjadi mencekam. Perlawanan dan perburuan terhadap para teroris hanya dilakukukan Polri, terutama melalui Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri.

Presiden Joko Widodo pun menyetujui pengaktifan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) untuk yang melibatkan TNI membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan terorisme.

Diketahui, Koopsusgab merupakan gabungan personel TNI dari seluruh satuan elite yang ada di TNI, baik matra darat, laut, maupun udara.

"Untuk Komando Operasi Khusus Gabungan TNI, sudah direstui oleh Pak Presiden dan diresmikan kembali oleh Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto)," ujar Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Pasukan elite TNI sesuai matranya. Satuan-satuan itu adalah:

1)  SATUAN 81 KOPASSUS

Peristiwa pembajakan Gauruda Woyla 1981 menjadi momentum pembentukan Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopasandha (Kopassus/Komando Pasukan Khusus TNI AD).

Kopassus sendiri dibentuk atau lahir pada 15 April 1952. Adalah Kolonel Alexander Evert Kawilarang peletak dasar-dasar untuk Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi, kemudian namanya diubah menjadi Kopassus.

Satuan 81/Penanggulangan Teror (Satgultor) Kopassus, dulunya lebih dikenal sebagai Sat-81/Gultor adalah satuan setingkat dengan grup. Personelnya merupakan prajurit terbaik dari seluruh prajurit TNI AD, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Moto satuan ini adalah "Siap Setia Berani".

Berdirinya Satuan Gultor mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang dekade tahun 1970-1980. Saat itu, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI (membawahi TNI dan Polri) Letjen TNI LB Moerdani menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha (Kopassus).

Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani, atau LB Moerdani, atau kerap disebut Benny Moerdani seorang sosok terpandang di kalangan militer senior. Pengalamanannya dalam hal intelijen dan operasi senyap sangat menakjubkan. Karier tertingginya adalah Menteri Negara/Panglima ABRI, lalu Menteri Pertahanan dan Keamanan. Ia meninggal 29 Agustus 2004.

Keberhasilan Kopassus 34 tahun lalu dalam pembebasan sandera teroris yang membajak Pesawat Garuda di Thailand menjadi tonggak sejarah penanggulangan aksi teror di Indonesia. Pembebasan sandera pada tahun 1981 yang dikenal sebagai Operasi Woyla tersebut menjadi cikal bakal dibentuknya Satgas Penanggulangan Teror (Gultor) Satuan-81 Kopassus.

Dikutip dari beberapa situs, antara lain Wikipedia, Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha atau Satuan 81-Gultor terbentuk pada 30 Juni 1982. Satuan 81-Gultor dibentuk atas prakarsa LB Moerdani.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved