Hang Nadim Corner

Selain Pakai Jimat, 10 Modus Penyelundupan Sabu Ini Pernah Terungkap di Bandara Hang Nadim Batam

Penyelundupan narkoba di Bandara Hang Nadim, Batam sering dilakukan. Berikut modus-modus yang digunakan para penyelundup

Tribun Batam/Eko Setiawan
Ibu dan anak penyelundup sabu yang menggunakan jimat, tertangkap di Bandara Hang Nadim Batam 

4.       Disembunyikan dalam kue bolu

Dua wanita histeris saat ekspose penyelunduipan sabu 19 kilogram yang dilakukan suaminya, Jumat (2/3/2018).
Dua wanita histeris saat ekspose penyelunduipan sabu 19 kilogram yang dilakukan suaminya, Jumat (2/3/2018). ()

Modus berikutnya yakni menyembunyikan dalam kemasan kue bolu.

Modus itu dilakukan seorang calon penumpang pesawat Lion Air, Samsul Bahri (35).

Samsul kedapatan membawa sabu seberat 1.018 gram tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) 5 Juni 2018.

Modus yang digunakan Samsul Bahri terbilang tidak biasa, ia menyembunyikan sabu di dalam kue bolu.

Kue bolu berisikan sabu itu kemudian yang dikemas rapi dalam kotak berukuran kecil dan besar dan bertuliskan salah satu merek dagang oleh-oleh khas Kota Batam.

5.   Disembunyikan dalam koper

Modus ini pernah digunakan tersangka berinisial Am menyelundupkan sabu seberat 3,056 kg di Bandara Hang Nadim 3 Juni 2018 sekitar pukul0 7:30 WIB.

Am terdeteksi membawa barang bukti sabu di pintu keberangkatan jalur mesin x-ray SCP 1 saat hendak menuju konter check in bandara.

AM yang hendak mengantarkan sabu-sabu ke daerah tujuan Lombok transit Surabaya menggunakan maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT 178.

Am tidak berkutik saat diamankan petugas Avsec  Hang Nadim bersama Bea dan Cukai menuju ruang pemeriksaan.

Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Suwarso mengatakan, barang bukti Sabu-sabu sudah dikemas dalam kantong plastik hitam dan dibawa menggunakan koper ukuran sedang berwarna merah.

Tersangka AM, kata Suwarso, sengaja memanfaatkan kelengahan petugas saat jelang arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1439 H.

"Kebetulan kemarin hari minggu pagi, penumpang membeludak," kata Suwarso.

6.       Disembunyikan dalam rice cooker

Modus menyelundupkan sabu dalam rice cooker juga terbilang baru di Bandara Hang Nadim, Batam.

At, pelaku yang membawa sabu diamankan oleh petugas BC Batam di Bandara Hang Nadim 31 Januari 2018 siang.

Sabu sebanyak 1,2 kg dimasukkan ke dalam rice cooker.

Kabit BKLI BC Batam R Evy Suhartanti saat dikonfirmasi mengatakan, barang itu hendak dibawa ke Surabaya.

"Barang ini terditeksi oleh mesin x-ray kemudian kami amankan pemiliknya," sebut Evy.\

At (24) hendak berangkat ke Surabaya dengan menggunakan penerbangan City Link.

"Dari hasil pemeriksaan didapati bungkusan kristal yang dibungkus dengan palstik bening sebanyak 5 bungkus," sebutnya.

7.     Celana dalam

Modus ini dipakai dua kurir narkoba yang tertangkap dengan barang bukti 66,043 kilogram sabu yakn Bw dan Ud.

Bahkan hasil pemeriksaan jajaran Ditresnakoba Polda Kepri, Bw dan Ud beberapa kali meloloskan sabu dalam jumlah besar menggunakan modus celana dalam tersebut.

"Bw ini dari pengakuannya sudah lima kali, dan Ud empat kali. Sabu yang mereka bawa itu sekitar ratusan gram," kata Direktur Ditresnarkoba Polda Kepri Kombes Pol Yani Sudarto, Kamis (1/2/2018).

Yani mengatakan, sudah dua tahun keduanya selalu lolos menyelundupkan sabu melalui bandara.

"Baru kali ini tertangkap, sebelumnya mereka lolos terus," ujar Yani.

8.  Teh cina

Untuk kesekian kalinya, petugas Aviation Security (AVSEC) dan Bea Cukai Bandara Hang Nadim Batam.

Petugas berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 5.063 gram dari dua penumpang Citi Link tujuan Makassar.

Seorang tersangka dicegat petugas saat melewati jalur X-Ray pintu SCP 1 Bandara dan ruang tunggu check in, Rabu (14/3/2018) sekitar 05.20 WIB.

Humas Bea dan Cukai KPU BC Tipe B Batam Raden Evy Suhartantio mengatakan, kejadian berawal dari seorang porter bandara membawa dua kardus oleh-oleh dengan ukuran cukup besar.

Saat kardus melewati pemeriksaan X-ray, petugas menemukan benda kristal mencurigakan di dalam dua kardus.

"Jadi mereka tidak bawa sendiri, sewa porter. Petugas lalu menanyakan kepemilikan dari dua kardus yang dibawa," kata Evy, Rabu (14/3/2018) sore.

Setelah menunggu beberapa saat, kata Evy, tersangka pertama bernama Amrin (44) asal Makassar (Sulawesi Selatan) menghampiri ke dua kardus tersebut.

Petugas pun langsung memeriksa isi kardus di depan Amrin.

"Barang tersebut dikemas dalam beberapa bungkusan teh bertulisan china, bungkus kopi, serta makanan ringan lainnya. Lalu dilakukan pemeriksaan mendalam di hanggar Bea Cukai Hang Nadim," ujar Evy.

Petugas kemudian mengembangkan pemeriksaan di hanggar. Petugas kembali menemukan lima bungkus teh china dalam 2 kardus.

Total keseluruhan sabu yang diamankan dari lima kardus tersebut seberat 5.063 gram.

"Setelah di mintai keterangan, Amrin rupanya bersama teman seperjalanan bernama Suhair dengan pesawat yang sama, tujuan Makassar, transit Surabaya," terang Evy.

Suhair kemudian diamankan di konter check in Citilink sedang boarding.

Evy menjelaskan, kedua tersangka mengaku pada Selasa (13/3/2018) malam sudah mendapat uang Rp 5 juta untuk mengganti tiket pulang pergi Batam-Makassar dan Makassar-Batam.

Jika berhasil lolos membawa barang tersebut ke Makassar, maka akan mendapatkan lagi uang tambahan senilai Rp 25 juta.

"Untuk pemeriksaan dan pengembangan selanjutnya kita serahkan barang bukti dan tersangka ke Ditresnarkoba Polda Kepri," katanya.

9.       Jasa Ekspedisi

Modus menggunakan jasa ekspedisi pernah dilakukan dua tersangka kurir sabu yang diamankan Ditresnarkoba Polda Kepri Januari 2018 lalu.

Tak tanggung-tanggkung, tangkapan jajaran Polda ini mencapai 66 kilogram lebih dan merupakan tangkapan terbesar di Kota Batam.

Kapolda Kepri dalam ekspose narkoba di kargo Bandara Hang Nadim Batam mengatakan, sabu seberat 66.043 kilogram tersebut berasal dari Singapura yang akan di Bawa ke Kalimantan.

Namun mereka menggunakan jasa ekspedisi dan transit ke Kota Batam dengan menggunakan transportasi laut.

"Ada dua tersangka kurir yang kita amankan, masing-masing berinisial BY dan UD. Mereka kita tangkap di Pancoran, jakarta," Sebut kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi, Senin (29/1/2018) siang.

Saat barang tersebut masuk ke kargo Bandara Hang Nadim, terdeteksi oleh petugas BC Batam.

BC kemudian berkordinasi dengan pihak Polda Kepri untuk melakukan kontrol pengiriman.

"Saat sampai di Batam, kami sengaja tidak melakukan penindakan. Makanya kita ikuti terus sampai ke Jakarta dan kita mendapatkan ke dua tersangka," sebutnya.

Didit mengatakan, kedua tersangka ini sudah beberapa kali lolos dalam membawa narkoba ini.Bahkan mereka mengedarkan bukan di Jakarta dan Batam saja, tetapi banyak tujuan yang lain.

10.   Disembunyikan dalam lukisan

Modus ini menyembunyikan narkoba dalam lukisan di bandara Hang Nadim Batam dibongkar kerjasama pihak bandara dan Satreskrim Narkoba Polresta Barelang pada 30 November 2016.

Sabu yang hendak diselundupkan seberat 26,740 Kg yang dibawa dari Tiongkok melalui Singapura.

Dalam ekspos di Mapolresta Barelang, Jumat (9/12/2016), Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian mengatakan, sabu tersebut diselipkan di belakang lukisan.

Pihak kargo bandara curiga karena berat lukisan tidak biasa dan ukuran bingkainya juga relatif lebih besar.

"Pihak bandara awalnya curiga dan memberitahukan kepada Bea Cukai di bandara. kemudian lukisan discan oleh Bea Cukai dan ditemukan paket yang dibungkus aluminium foil. Ternyata didapatkan sabu siap edar di dalamnya" sebut Sam kepada awak media.

Untuk mengetahui kepada siapa barang ini dikirim, akhirnya paket ini diteruskan ke alamat tujuan dengan melakukan control delivery ke tempat tujuan barang.

Komunikasi intensif dilakukan antara tim yang ada di Batam dengan pihak Jakarta guna menjaga kematangan rencana.

"Barang ini sampai ke Batam Rabu 30 November 2016. Selanjutnya dilakukan control dilevery untuk mengungkap pelaku. Tim kita di sini ikut mengawasi barang tersebut ke Jakarta" kata Sam lagi.

Kemudian tim dari Satresnarkoba langsung menuju kantor ekspedisi yang digunakan untuk pengiriman semua lukisan yang berisi sabu tersebut.

Dari sana diketahui kepada siapa lukisan tersebut dikirimkan.

Penerima lukisan tersebut atas nama Raden Novi dengan alamat di Perum Duta Asri, Cibodas, Tangerang, Banten.

Begitu luisan tersebut sampai di alat tersebut, Novi akan dihubungi oleh seseorang yang berada di Tiongkok untuk menyerahkan kiriman tersebut kepada Toni Li yang akan menjemput barang tersebut.

Toni Li sendiri adalah jaringan yang diduga akan mengedarkan barang haram ini.

Tim yang telah disiagakan di bandara dan kediaman Novi akhirnya mengamankan Toni Li yang menjemput barang tersebut di kediaman Novi.

‘’Begitu lukisan itu sampai, Novi akan dihubungi oleh laki-laki yang bernama Mike Lin alias Jeki yang berada di Tiongkok’’ kata Sam lagi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved