Berapa Uang yang Dihabiskan untuk Nyaleg? Ini Hasil Riset dan Pengakuan Para Bacaleg
Layaknya sebuah pasar, orang yang berkompetisi dalam Pileg harus bisa menjawab tuntutan masyarakat dan mengeluarkan sejumlah modal.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Pemilihan legislatif (Pileg) layaknya pasar kaget. Ramai dan tak digelar tiap hari.
Dan, yang pasti banyak barang baru. Sebagian mutunya bagus. Tapi tidak sedikit yang kualitasnya KW.
Ya, seperti pasar kaget karena dalam Pileg juga masyarakat sering dibuat terkaget-kaget.
Sebab, ada orang-orang baru yang tak diperhitungkan sebelumnya, tiba-tiba maju jadi wakil rakyat.
Layaknya sebuah pasar, orang yang berkompetisi dalam Pileg harus bisa menjawab tuntutan masyarakat.
Jika tidak, dipastikan si calon tak akan dipilih. Branding dan kemasan kerap menjadi faktor yang sangat menentukan seorang caleg terpilih.
Orangnya pinter, tapi tak punya brand dan kemasan yang bagus, dipastikan bakal tersisih.
Demikian juga sebaliknya. Orang yang kecerdasannya pas-pasan, tapi punya “kemasan” yang bagus, dipastikan bakal menjadi pilihan favorit.
Baca: Sejumlah Patrpol Masih Lengkapi Berkas Bacaleg di Kantor KPU Batam. Banyak Calon Gugur
Baca: KPU akan Kembalikan Hampir 200 Berkas Bacaleg Mantan Narapidana
Baca: Verifikasi Dokumen Bacaleg di Bintan, Ini Sejumlah Kesalahan yang Harus Diperbaiki
Agar bisa memenangkan kontestasi, seorang caleg haruslah memiliki kemasan dan brand yang oke.
Selain itu, mereka harus rajin melakukan sosialisasi dan pengenalan diri.
Lantas, berapa besar biaya yang harus disediakan oleh mereka yang ingin maju sebagai caleg?
Popularitas Menentukan
Anggota Komisi XI DPR yang juga politisi PDI-P Indah Kurnia menceritakan faktor popularitas menjadi sesuatu yang sangat menentukan.
Semakin populer seorang caleg, biaya kampanye akan semakin bisa ditekan.

