LIKUEFAKSI
Kisah Ramna Bebas dari 'Neraka' Likuefaksi, Sudah Ditelan Bumi Tapi Dimuntahkan Lagi
Kisah dan kesaksian korban selamat bencana likuefaksi di Petobo, Sulawesi Tengah memang selalu menarik untuk disimak.
Untunglah posisi puing berada di bagian atas sehingga mereka tidak tertimbun lumpur dan puing lainnya.
Malam itu Arifin, anak Harina yang menjadi suami Ramna mencari mereka dalam lumpur yang masih basah.
Bersama warga lainnya mereka menyisir puing-puing bangunan yang bercampur lumpur. Suara erangan kesakitan dan minta tolong bergema di mana-mana, semua berusaha menolong apa yang bisa diselamatkan.
“Saya dapatkan ibu terjebak dalam reruntuhan, ia tidak bisa keluar karena kaki dan badannya terjepit,” kata Arifin.
Rolly dan Vini lebih dulu dievakuasi, dan segera mendapatkan perawatan di tempat yang lebih baik. Namun nenek Harina masih harus berjuang untuk bisa keluar dari kubangan lumpur yang nyaris menenggelamkan seluruh tubuhnya.
“Ibu saya badannya gemuk, sudah tua, ia sangat lemah,” tutur Arifin.
Jumat malam itu Arifin sekuat tenaga menyingkirkan beton yang menghimpit ibunya, tidak mudah bagi Arifin, apalagi lumpur cair mengubur sebagian besar tubuh orang yang sangat dicintainya ini.
“Dalam pikiran, saya harus menyelamatkan ibu, saya rela mati untuk ibu saya, apapun akan saya lakukan,” tutur Arifin di pengungsian.
Dengan berbagai alat yang dipunyai, ia membongkar sedikit demi sedikit material beton yang mengurung ibunya. Lapar dan haus tidak dihiraukan, semua orang yang menolong keluarganya di sini merasakan yang sama.
Tidak ada bantuan dari manapun, Arifin dan masyarakat Petobo berjuang sendiri-sendiri untuk menyelamatkan keluarganya dari penderitaan yang memilukan ini.
“Semua lapar, termasuk ibu. Saya memberi makan jajanan anak yang berasal dari puing-puing warung yang ikut hanyut tidak jauh dari tempat ibu terjepit,” papar Arifin.
Menjadi pengungsi
Setelah berjuang lama, pada Sabtu sore ibunya bisa dibebaskan dari jepitan material rumah.
Ia membawanya ke tempat pengungsian. Dengan tertatih-tatih, Arifin menggendong ibunya.
Perjuangan tak kenal lelah berbuah keberhasilan. 24 jam Harina meringkuk tak berdaya di puing-puing rumah bercampur lumpur di Petobo.