Pakar Ular Ini Catat Detik-detik Jelang Kematian di Buku Harian Terkait Efek Racun Digigit Ular

Karl Patterson Schmidt kembali ke meja kerjanya dan menulis efek racun ular terhadap dirinya. Kurang dari 24 jam kemudian, ia meninggal dunia

Editor: Mairi Nandarson
zoom-inlihat foto Pakar Ular Ini Catat Detik-detik Jelang Kematian di Buku Harian Terkait Efek Racun Digigit Ular
screenshot youtube
diary of a snakebite

Alasannya, dia khawatir obat akan berpengaruh terhadap efek gigitan ular.

Schmidt lebih memilih untuk mencatat secara lengkap semua efek yang dia rasakan. Ini dia lakukan setelah sarapan.

"Tanggal 26 September, pukul 06.23 pagi. Suhu badan 98.2 (36.7 derajat Celcius). Sarapan sereal, telur, roti panggang, saus apel, dan kopi. Kencing setiap tiga jam, namun tidak ada darah. Pendarahan di mulut dan hidung, namun tidak banyak," tulis Schmidt dalam buku harian terakhirnya itu.

Kata terakhir yang dia tulis di buku hariannya adalah, "Sangat banyak."

Pada 13.30, setelah makan siang, Schmidt muntah-muntah dan menelepon istrinya.

Ketika bantuan datang, dia tidak sadar dan tubuhnya basah oleh keringat. Seorang dokter berusaha untuk menyadarkannya namun upaya ini tak berhasil.

Schmidt akhirnya dibawa ke rumah sakit.

Pada 15.00 Schmidt dinyatakan meninggal dunia karena "tak bisa bernafas".

Hasil otopsi menunjukkan dia kesulitan bernafas karena pendarahan pada paru-paru.

Disebutkan pula bahwa dia meninggal akibat pendarahan dalam di bagian mata, paru-paru, jantung, dan otak.

Ular Paling Mematikan

Dua dekade setelah kematian Schmidt, sebuah eksperimen ilmiah menyimpulkan bahwa ular pohon adalah salah satu ular paling mematikan di Afrika.

Bisa ular ini sangat beracun.

Gigitan ular ini menyebabkan apa yang disebut sebagai disseminated intravascular coagulation (DIC).

Gejala ini ditandai dengan pembekuan darah pada pembuluh darah kecil di tubuh.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved