Bisa Capai Israel, Iran Luncurkan Rudal dengan Jangkauan 1200 KM, Namanya Rudal Hoveizeh

Kendati membatasi jarak jangkauan rudalnya, namun rudal Iran dapat mencapai Israel maupun pangkalan-pangkalan negara Barat di Timur Tengah

Editor: Mairi Nandarson
IRAN DEFENCE MINISTRY
Rudal Hoveyzeh milik Iran yang memiliki jelajah 1200 km 

Iran dimungkinkan untuk memperluas kegiatan spionase sibernya setelah hubungan dengan negara-negara Barat memburuk.

Pernyataan tersebut diungkapkan badan keamanan digital Uni Eropa dalam laporannya, Senin (28/1/2019). Demikian diberitakan Reuters dan dilansir Al Arabiya.

Peretas Iran diyakini berada di balik sejumlah serangan siber dan gerakan penyebaran informasi palsu di dunia maya, yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya Iran untuk memperkuat pengaruhnya di wilayah Timur Tengah.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi: Kalau Tak Dukung Jokowi, Jangan Pakai Jalan Tol

Bangun Malam-malam Pakai Pakaian Seadanya, Dewi Perssik Beri Kejutan ke Sosok Ini

Warga Bintan Masih Rindu Ceramah Ustadz Abdul Somad : Pak Ustadz Kapan ke Bintan Lagi

Dikutip dari KOMPAS.com, Uni Eropa pada bulan ini telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran, yang pertama sejak ditandatanganinya Kesepakatan Nuklir Iran pada 2015.

Sanksi tersebut dijatuhkan sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik oleh Iran dan serangkaian rencana pembunuhan yang dilancarkan Teheran di wilayah Eropa.

"Sanksi baru diberlakukan terhadap Iran kemungkinan akan mendorong negara itu untuk mengintensifkan kegiatan ancama siber yang didukung negara, dalam mengejar tujuan geopolitik dan strategis di tingkat regional," kata Badan Uni Eropa untuk Keamanan Jaringan dan Informasi (ENISA) dalam sebuah laporan.

Seorang pejabat senior Iran menolak laporan tersebut dengan mengatakan hal itu sebagai bagian dari perang psikologis yang dilancarkan AS dan sekutunya untuk melawan negaranya.

Laporan ENISA mencantumkan peretas yang disponsori negara Iran sebagai salah satu ancaman tertinggi terhadap keamanan digital di blok tersebut.

"China, Rusia, dan Iran adalah tiga pelaku siber paling mampu dan paling aktif yang terkait dengan spionase ekonomi," tulis laporan tersebut.

Baik Iran, Rusia, maupun China telah berulang kali membantah tuduhan AS bahwa pemerintah mereka melakukan serangan siber.

Pada November lalu, AS telah mendakwa dua warga Iran sebagai dalang serangan siber menggunakan ransomware yang dikenal dengan "SamSam", serta menjatuhkan dua orang lainnya yang membantu mencairkan uang tebusan dari Bitcoin menjadi rial Iran.

"Aktivitas siber diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika Iran gagal menjaga komitmennya dengan Uni Eropa untuk kesepakatan nuklir 2015," kata ENISA.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Uni Eropa Sebut Iran Tingkatkan Kegiatan Spionase Siber" 
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved