TANJUNGPINANG TERKINI
Karet di Bintan Jadi Bahan Baku Ban Good Year, Setiap Tahun 2000 Ton Diekspor ke Luar Negeri
"Perusahaan kami ini sudah lama beroperasi. Bersama perusahaan lain di Kalimantan, Jambi, Riau dan Medan, kami bergerak di bidang penyediaan karet," u
Penulis: Thom Limahekin |
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - PT Pulau Bintan Djaya setiap bulan mengekspor karet dari pulau Bintan ke luar negeri.
Factory Manager PT Pulau Bintan Djaya Indra Bakti mengatakan setiap bulan perusahaan tersebut mengekspor 2000 ton karet ke sejumlah negara.
"Amerika, Prancis, Cina , Jepang dan Singapura. Perusahaan kami berbasis pada pembuatan ban," ungkap Indra, Jumat (8/3/2019) siang.
PT Pulau Bintan Djaya termasuk perusahaan yang bergerak di bidang produksi ban. Perusahaan ini bergabung dengan 21 perusahaan karet di Indonesia yang sama-sama menyediakan bahan baku karet untuk pembuatan ban. Misalnya, ban Bridgestone, Good Year, Michelin dan merek ban terkenal lainnya.
"Perusahaan kami ini sudah lama beroperasi. Bersama perusahaan lain di Kalimantan, Jambi, Riau dan Medan, kami bergerak di bidang penyediaan karet," ungkap Indra.
• Karantina Lepaskan Komoditas Ekspor Karet, Ekspor Hingga ke Negara Eropa, Ini Nilainya
• Viral, Video Buaya Dipukul Pakai Kapak Hingga Terluka Bikin Netizen Murka, Kecam Pelaku Pemukulan
• TKW Indonesia Dijual di Malaysia, Diancam Hendak di Bunuh Oleh Majikan, Disekap di Belakang Rumah
• Dibegal 8 Orang, Pemuda Ini Sekarat dan Motornya Dibawa Kabur Pelaku, Begini Kronologisnya
Menurut Indra, bahan baku karet diambil dari daerah lokal misalnya, Bintan Lingga, Selat Panjang, Tanjungbatu, Bengkalis dan dari Afrika. Bahkan karet dari Afrika didatangkan sampai 10.000 ton.
Bahan mentah karet itu dikemas dalam ball baru dikirim ke luar negeri melalui kontainer. Berat satu ball karet mentah itu mencapai 1,2 ton dan diekspor melalui pelabuhan Sri Bayintan Kijang.
"Kantor kami ada di Kilometer 16 Kijang. Kami mempekerjakan 280 karyawan yang bekerja selama 24 jam," ungkap Indra.
Karantina Lepaskan Komoditas Ekspor Karet, Ekspor Hingga ke Negara Eropa
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian menggelar pelepasan ekspor komoditas pertanian dalam program 'Agro Gemilang': Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa.
Proses pelepasan tersebut berlangsung di Kantor Balai Karantina Kelas II Tanjungpinang wilayah kerja Bandara Raja Haji Fisabilillah, Jumat (8/3/2019) pagi.
Komoditas yang diekspornya adalah karet (hevea brasiliensis).

Karet merupakan satu komoditas pertanian di Tanjungpinang yang memiliki nilai ekspor cukup tinggi.
"Data ekspor karet pada 2018 tercatat 14.901.405 kilogram dengan nilai Rp 268,3 miliar," sebut Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian didampingi Donny Muksydayan, Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang.
Komoditas tersebut akan diekspor oleh PT Pulau Bintan Djaya dengan tujuan Amerika, Korea, Kanada, Cina dan Italia.
Jumlahnya mencapai 1.048.880 kilogram dengan nilai 1.379.424,26 dollar Amerika atau setara dengan Rp 19 miliar.
Ali menegaskan, selain karet lempengan, Karantina Tanjungpinang juga melakukan sertifikasi untuk ekspor babi potong dari hasil peternakan PT Indo Tirta Suaka yang berlokasi di pulau Bintan. Tujuan ekspornya adalah Singapura.
• Pencuri 600 Bebek Todongkan Senjata Saat Aksinya Diketahui Pemilik Ternak
• Fakta Ibu Terobos Panggung saat Jokowi Resmikan Tol, Masalahnya Selesai di Meja Makan
• TKA yang Bekerja di PT San Hai Batam Kebanyakan Janda dan Wanita Paruh Baya Asal Tiongkok
• Kasus Plat Baja Jembatan Dompak, Jaksa Sebut Penentuan Nasib Andi Cori Usai Pemilu Selesai
"Ada 2.505 ekor dengan nilai Rp 8 miliar. Pada 2018, ekspor babi dari pulau Bintan ke Singapura berjumlah 270.832 ekor dengan nilai Rp 866,7 miliar.
Selain itu, ada juga ekspor komoditas arang ke Malaysia dengan nilai Rp 127 juta untuk sekali pengiriman sebanyak 8,5 ton," sebut Ali.
Dia menegaskan lagi, sertifikasi komoditas ekspor tersebut akan menjamin komoditas pertanian tersebut agar aman dan bebas dari OPT atsu OPTK maupun HPHK sebagai persyaratan lalu lintas media pembawa yang dikehendaki negara tujuan.
Menurut Ali, di Kepri, komoditas ekspor, misalnya sayur dan buah-buahan baru mampu menyuplai kebutuhan di pulau Batam.
Kepri yang bersebelahan dengan Singapura pasti akan lebih memudahkan dalam hal penjualan ke Singapura yang tidak menghasilkan produk pertanian.
"Ke depan ini akan menjadi terobosan kita agar petani kita semakin sejahtera dalam upaya meningkatkan ekspor pertanian," ungkap Ali.
Kementerian Pertanian siap melakukan pendampingan kepada petani dan calon eksportir, khusus untuk generasi millennial agar dapat ikut andil dalam meningkatkan eksportasi ekspor pertanian.
Pendampingan ini akan dilakukan melalui pembinaan untuk kelompok tani atau calon pendukung bantuan teknis cara penggabungan petani di lapangan saat budidaya pembinaan saat proses ekspor dengan penerapan sanitasi dan kebersihan pengolahan di area.(tom)