TANJUNGPINANG TERKINI

Hanya 300 Kapal Basarnas Miliki EPIRB, Bambang: Bisa Ketahui Titik Koordinat Lokasi Kecelakaan Laut

"Masih begitu banyak yang belum menggunakan. Hanya sekitar 324 seluruh Indonesia kapal yang beroperasi dilengkapi dengan EPIRB dari banyaknya ribuan k

TRIBUNBATAM.id/WAHIB WAFA
sosialisasi sistem komunikasi ke masyarakat dan Instansi oleh direktur Komunikasi Basarnas pusat Brigjen Marinir Bambang Suryo Aji di Basarnas Tanjungpinang, Selasa (12/3/2019). 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Banyak kapal menggunakan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB).

Alat pemancar deteksi informasi darurat yang dimiliki kapal ini tidak semua dimiliki oleh kapal-kapal yang beroperasi.

Ini sangat disayangkan oleh Basarnas selaku instansi penyelamatan dan pertolongan.

Hal ini terungkap saat direktur komunikasi Brigjen Marinir Bambang Suryo Aji menyampaikan hanya sedikit kapal yang menggunakan sistem deteksi ini.

Data yang dimiliki Basarnas dari ribuan kapal yang beroperasi di seluruh Indonesia, hanya ada 300 kapal yang telah teregister memiliki sistem EPIRB.

"Masih begitu banyak yang belum menggunakan. Hanya sekitar 324 seluruh Indonesia kapal yang beroperasi dilengkapi dengan EPIRB dari banyaknya ribuan kapal di Indonesia. Karena sistem ini sangat cepat mengabarkan informasi kecelakaan kapal," kata Bambang saat acara sosialisasi sistem komunikasi ke Masyarakat dan Instansi di Basarnas Tanjungpinang, Selasa (12/3/2019).

Korban Ngaku Handphone Dirampas, Pelaku Ngaku Cuma Pinjam, Ini Kata Polisi Polsek Sagulung Batam

Kembali menjadi Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane Trending Topik di Twitter

Kang Daniel Diduga Terlibat Dengan Kasus Seungri BIG BANG, Ini Respon Pengacaranya

Gaji Perangkat Desa Setara PNS Golongan II A, Jokowi Sudah Teken Aturan Baru

Sistem kerja alat komunikasi ini telah menggunakan satelit. Dimana ketika terjadi kecelakaan, alat ini akan melaporkan informasi ke Satelit.

Tentang lokasi dan titik koordinat kapal terjadi kecelakaan. Setelah itu laporan yang diterima Basarnas pusat langsung dapat memerintahkan Basarnas terdekat dengan lokasi kejadian.

"Kita ini standarnya 15 menit harus dilokasi setelah mendapat laporan. Oleh karenanya kita gencar-gencarnya untuk mensosialisasikan ini. Karena ini penting agar respontime kita lebih cepat. Alat ini akan melaporkan dengan cepat setelah melalui satelit dan diterima Basarnas di, Jonggol, hanya dua menit saja laporkan itu bisa diterima di Basarnas terdekat dengan kejadian," katanya lagi.

Banyaknya para pemilik kapal tidak menggunakan EPIRB ini kemungkinan karena tidak bisa cara meregestrasikan alat.

Oleh karena pihaknya kini getol melakukan sosialisasi penggunaan alat tersebut. Mengingat alat ini juga telah menjadi kewajiban bagi pemilik kapal sebagai salah satu perlengkapan alat keamanan.

Ia juga menceritakan terkendalanya sistem komunikasi secara manual yang selama ini masih banyak digunakan para kapal-kapal di Indonesia.

Hal itu menghambat proses menuju titik lokasi karena terlambatnya Informasi yang diterima Basarnas oleh para pelaku pelayaran.

Mantan Direktur Operasi Basarnas ini berbagi pengalamannya dalam melaksanakan kegiatan saat ketika pelaku kecelakaan tak menggunakan sistem EPIRB.

Di Sibolga kapal KM Magatok mengabarkan informasi 15 hari setelah terjadi kecelakaan.

Konser Dewa 19 Batal Digelar, Ahmad Dhani Buka Suara Tanggapi Senyuman Solidaritas Untuknya

Penyandang Disabilitas Akan Dilatih Web Development, Kepala Disnaker Batam: Bakal Dapat Hak Sama

Fakta-fakta Video Goyang Jempol Jokowi Gaspol, Penciptanya Orang Jogja, dan Deretan Artisnya

HEADLINE TRIBUN BATAM - Tak Mengira Akhirnya Aku Dibebaskan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved