Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air Mirip, Seluruh Pesawat Boeing 737 Max Dikandangkan
Meluasnya reaksi internasional membuat Boeing akhirnya menyerah dan perusahaan itu mengumumkan pelarangan terbang seluruh armada pesawat 737 Max 8
Kendati demikian, FAA masih menyebutkan "tidak ada masalah kinerja sistemik" dan tidak ada alasan untuk mendaratkan pesawat.
Kanada melarang terbang pesawat itu setelah menteri transportasi Marc Garneau mengatakan dia telah menerima bukti baru tentang kecelakaan tersebut.
Dia mengatakan bahwa data satelit menunjukkan kemungkinan kesamaan antara pola penerbangan pesawat Boeing 737 Max yang beroperasi di Kanada dan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh.

Boeing juga , mengatakan bahwa pihaknya masih memiliki kepercayaan penuh pada standar keselamatan 737 Max.
Namun, setelah berkonsultasi dengan FAA dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, mereka memutuskan untuk menghentikan penerbangan "dengan alasan berhati-hati dan untuk meyakinkan masyarakat tentang keselamatan pesawat terbang".
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memahami penyebab kecelakaan dalam kemitraan dengan para penyelidik, menyebarkan peningkatan keselamatan dan membantu memastikan ini tidak terjadi lagi," kata Dennis Muilenburg, Direktur Eksekutif Boeing.
Demi Reputasi Amerika
Sara Nelson, presiden Association of Flight Attendants-CWA, mengatakan: "Hidup harus selalu didahulukan. Tetapi merek juga dipertaruhkan. Dan merek itu bukan hanya Boeing. Ini Amerika. Apa yang dimaksud Amerika dalam penerbangan internasional dan oleh ekstensi di dunia yang lebih besar secara lebih umum — bahwa kita menetapkan standar untuk keselamatan, kompetensi, dan kejujuran dalam tata kelola penerbangan."

Boeing memang sulit menyeleamatkan reputasinya setelah rwaksi luas internasional untuk menghentikan armada tersebut.
Saham Boeing mengalami pendarahan hebat di lantai bursa New York, anjlok hingga 26 persen.
Setelah pengumuman penghentian tersebut, saham Boeing kembali naik menjadi $377 per saham, Rabu sore.
Namun, nilai pasar perusahaan ini telah turun sekitar US$ 26 miliar atau sekitar Rp 370 triliun sejak kecelakaan Ethiopia pada akhir pekan silam.
Southwest Airlines mengatakan, pihaknya segera menghapus semua 34 pesawat dari jadwal penerbangan.
Meskipun memiliki armada terbesar pesawat Boeing 737 Max 8 di dunia, Southwest Airlines mengatakan, jumlah penerbangan pesawat itu kurang dari 5 persen penerbangan harian.
Pihaknya menawarkan kebijakan pemesanan ulang yang fleksibel dan calon penumpang bisa memesan ulang pesawat lain tanpa biaya tambahan atau perbedaan tarif dalam 14 hari dari tanggal perjalanan.