Abdul Aziz Nekat Kejar Brenton Tarrant Teroris yang Tembaki Jemaah Masjid, Alasannya Bikin Bangga
Kejadian penembakan Brutal yang terjadi di Selandia Baru meninggalkan duka mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam kejadian tersebut, bany
Pria asal Afghanistan itu sempat ditangkap polisi yang mengiranya sebagai Tarrant.
Namun dilepaskan setelah mereka langsung mengetahui yang sebenarnya.
Aziz menegaskan, Tarrant adalah seorang pengecut yang tidak punya belas kasihan karena menembaki orang tengah menunaikan ibadah.
Sebelumnya, dengan mengenakan pakaian militer, Tarrant membawa senapan serbu serta shotgun, dan menyerang jemaah Masjid Al Noor dan Linwood.
Dilaporkan 49 orang tewas, dengan 41 di antaranya ditemukan di Masjid Al Noor, ketika jemaah tengah melaksanakan Shalat Jumat.
Dalam manifestonya, Tarrant yang merupakan warga Australia menyatakan, aksi itu dia lakukan sebagai wujud membela kulit putih dari "penjajah".
Pria 28 tahun itu yang diadili dengan dakwaan melancarkan aksi teror tersebut mengaku sudah merencanakan menyerang Christchurch sejak tiga bulan lalu.
Satu WNI korban penembakan di Christchurch meninggal dunia
Satu WNI bernama Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid yang sebelumnya dilaporkan hilang, saat ini telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, KBRI Wellington menerima kabar meninggalnya Lilik Abdul Hamid pada hari kejadian, pukul 22.10 waktu setempat.
Segera setelah memperoleh kepastian tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno berbicara langsung dengan Nina, istri almarhum.
Dalam pembicaraan telepon tersebut, Menlu Retno menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam pemerintah Indonesia atas meninggalnya WNI yang bekerja di maskapai Air New Zealand itu.
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa pemerintah melalui Duta Besar RI untuk Selandia Baru akan memberikan pendampingan dan bantuan yang diperlukan.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya bersama segenap masyarakat Indonesia di Christchurch mengunjungi kediaman keluarga Lilik di Christchurch dalam untuk memberikan dukungan atas musibah ini.
Sejauh ini dilaporkan terdapat sekitar tujuh WNI yang berada di kedua masjid di Christchurch, yang menjadi sasaran teror pada Jumat (15/3).