Brenton Tarrant, Penembak Jemaah Masjid di Selandia Baru Nyengir di Pengadilan dan Beri Kode Tangan
Brenton Tarrant, pelaku penembakan yang menewaskan 49 jemaah masjid di Christchurch, Selandia Baru langsung diseret ke pengadilan, Sabtu (16/3/2019).
TRIBUNBATAM.id, WELLINGTON - Brenton Tarrant, pelaku penembakan yang menewaskan 49 jemaah masjid di Christchurch, Selandia Baru langsung diseret ke pengadilan, Sabtu (16/3/2019).
Satu warga negara Indonesia tewas dalam penembakan di masjid Al Noor yang terletak di Christchurch tersebut, yuakni Lilik Abdul Hamid.
Sementara, satu lagi seniman asal Padang, Zufirman Syah dan putranya berusia dua tahun luka-luka dan saat ini mulai membaik di rumah sakit.
Sementara, empat WNI lainnya yang juga sedang Salat Jumat di masjid tersebut selamat.
• Pelaku Penembakan Brenton Tarrant Langsung Disidangkan, Reaksi Tangannya Beri Kode Dalam Persidangan
• Fakta-fakta Brenton Tarrant, Teroris di Selandia Baru, Putar Lagu saat Menyerang
• Saat Wawancara Soal Terorisme di Selandia Baru, Kepala Senator Fraser Anning Ditimpuk Telur
Saat digiring ke pengadilan, Brentont Tarrant asal Grafton, Australia ini mengenakan baju tahanan berwarna putih dengan tangan terborgol.
Brenton Tarrant dikawal oleh dua polisi ke Gedung Pengadilan Christchurch, Selandia Baru.
Sebelum sidang, dia berada di ruang khusus, yang terpisah oleh kaca pembatas.
Sadar bahwa ia dibidik oleh sejumlah kamera wartawan, Tarrant kemudian nyengir pada awak media.
Bahkan, Tarrant sempat memberi gerakan tangan 'O' dengan tiga jari dikembangkan, sebuah gerakan tangan yang biasa dikenal sebagai 'Ok sign', atau biasa digunakan untuk mengucapkan kata Oke.
Ia beberapa saat membuat gestur itu sebelum akhirnya mengatupkan kembali tangannya.
Gerakan tangan itu pun memunculkan kontroversi karena disebut-sebut sebagai simbol khusus.
Brenton diyakini sengaja memberi gestur tangan itu bukan untuk mengucap 'oke' atau 'saya baik-baik saja', tapi ada makna lain yang ingin ia kirimkan.
Tanda ok sign, selama ini memang dikenal sebagai salam di kalangan supremasi kulit putih atau white supremacy.

Media Inggris, The Guardian, sebagaimana dikutip dari Heavy.com, juga memastikan bahwa kode tangan itu adalah kode kalangan supremasi kulit putih dan mulai sering digunakan sejak 2017.
Dilansir The Boston Globe, pendukung gerakan white supremacy mencetuskan kesepakatan memakai gestur ini lewat forum internet bernama 4chan.