Divestasi Saham Freeport, Laba Bersih PT Inalum Meningkat 67 Persen atau Rp 8,28 Triliun
Keberhasilan Indonesia mengakuisisi PT Freeport Indonesia ternyata berdampak besar pada PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum yang kini menjadi p
Sementara itu, segmen nikel dan feronikel menyumbang pendapatan sebesar Rp 7,9 triliun disusul oleh segmen aluminium yang menyumbang pendapatan sebesar Rp 7,8 triliun.
Pendapatan segmen nikel pada 2018 naik 62,9% sementara pendapatan segmen aluminium naik 34,5%.
Sumbangan pendapatan paling kecil berasal dari segmen pemurnian logam mulia dan jasa lainnya, yakni sebesar Rp 4,12 triliun.
Meski paling kecil, pendapatan segmen pemurnian logam mulia pada tahun lalu naik sebesar 53,16% dibandingkan periode 2017.
Dari sisi kontribusi terhadap laba tahun berjalan, segmen batubara juga menempati peringkat pertama sebagai penyumbang laba tahun berjalan terbesar sebesar Rp 6,78 triliun.
Di urutan kedua dan ketiga adalah segmen aluminium dan segmen nikel dan feronikel yang masing-masing menyumbang laba tahun berjalan sebesar Rp 4,1 triliun dan Rp 2,3 triliun.
• Jadwal Bola Liga Inggris Malam Ini Live RCTI & BeIN Sport, Southampton vs Liverpool, Geser Man City?
• Hasil Malaysia Open 2019 - Indonesia Sisakan 2 Wakil di Semifinal: Jonatan Christie dan Fajar/Rian
Segmen pemurnian logam membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,5 triliun.
Segmen logam timah mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 248,25 miliar.
Sementara itu, segmen emas dan logam mulia lainnya justru membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 185,4 miliar.
Padahal, pada 2017 lalu, segmen emas masih membukukan laba tahun berjalan sebesar 1,98 miliar.

Penghasilan lain-lain tersebut berasal dari dividen dari Freeport Indonesia sebesar Rp 2,57 triliun.
Selain itu, penghasilan lain-lain juga bersumber dari keuntungan atas penyesuaian nilai wajar investasi sebesar Rp 2,4 triliun.
Keuntungan tersebut berasal dari revaluasi nilai buku investasi saham di Freeport Indonesia atas kepemilikan saham sebesar 9,36%.
Berdasarkan laporan penilaian independen Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Ruky, Safrudin dan Rekan pada 27 Maret 2019, nilai wajar investasi di Freeport Indonesia untuk porsi 9,36% adalah sebesar Rp 9,66 triliun.
Dari sisi likuiditas, Inalum membukukan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 6,12 triliun.