Pembunuhan di Selatpanjang Masih Misteri. Sebelum Ditikam di Leher, Erna Sempat Melawan
Melihat Erna bersimbah darah di dapur, Ali Amran langsung lari ke luar rumah menuju warung kopi Saudara Duan untuk memberitahukan kepada warga
Setelah otopsi yang berlangsung sekitar satu jam, Rabu sore, Kasat Reskrim Polres Kepulauan Meranti AKP Ario Damar menyebutkan bahwa ada tiga pola luka serius yang mengakibatkan kematian korban.
"Ada yang 3 luka serius pada bagian leher, ini yang menjadi penyebab utama kematian korban," ujar Ario bersama dengan Kabiddokkes Polda Riau Kombespol Adang Azhar didampingi tim Dokkpol Kompol Suprianto.
Dirinya mengatakan bahwa pada leher ada sayatan stebal 3 cm yang menjadi penyebab utama kematian karena mengakibatkan pendarahan hebat.
"Ada juga tusukan pada sebelah kanan, walaupun tidak begitu dalam. Luka sayatan menimbulkan kematian karena memotong pembuluh darah pembuluh nadi dan pembuluh balik utama di leher." Ujarnya.
Penyebab dari sayatan ini belum dipastikan, namun Ario menyampaikan bahwa penyababnya adalah benda tajam.
Erna Diduga Melawan
Ariao menyimpulkan, diduga Erna korban pembunuhan.
Soalnya, selain bekas sayatan, ada dua pola luka lainnya di bagian tubuh korban, yaitu memar dan lecet.
Memar dan lecet bagian tubuh korban itu menunjukkan bahwa korban melakukan perlawanan saat kejadian.
Memar pada bagian leher diduga akibat cekikan kepada korban saat melawan. "Jadi dugaan ada perlawanan dari korban," ujarnya.
Ario mengatakan, pihaknya akan kembali fokus untuk menemukan pelaku melalui pencarian barang bukti lainnya dan memeriksa saksi.
Setelah proses otopsi selesai, jasad Erna langsung diserahkan kepada keluarga dan sekitar pukul 17.30 WIB dibawa keluarga menggunakan ambulans ke rumah duka.
Erna dimakamkan pada Rabu malam setelah disalatkan oleh keluarga.