Sebut SBY Seperti Serangga, Waketum Gerindra Minta Demokrat Keluar dari Koalisi, Singgung Hambalang

Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur, ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla-mencle

Kompas Image
Arief Puoyono, Waketum Partai Gerindra 

"Sebab Kangmas itu selama ini jelas sangat mendukung pemberantasan korupsi. Dan saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh aswatama setelàh Perang Bharatayudha, nggak diterima di mana-mana dan nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi dan nggak ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," sambungnya.

AHY Kunjungi Jokowi

Isu mulai rektaknya koalisi Adil Makmur berawal dari perintah SBY untuk menarik elite-nya dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga saat adanya rencana deklarasi kemenangan di Monas.

SBY meminta kepada kader dan elit Demokrat untuk tidak melakukan gerakan yang inskonstitusional.

Enggan Bicara Masalah Arah Koalisi Kedepan, AHY Lebih Memilih Membahas Pertemuannya Dengan Jokowi
Agus yang juga merupakan Komandan Kogasma Partai Demokrat memang tidak mau menjawab ketika disinggung kemungkinan Partai Demokrat akan bergabung bersama partai pendukung Jokowi-Ma'ruf.

AHY yang bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka secara tertutup, lebih senang membicarakan hasil pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit sejak pukul 16.25 WIB.

"Alhamdulillah karena sore hari ini bisa memenuhi undangan bapak Presiden Jokowi untuk berbincang-bincang di Istana Merdeka," ujar AHY di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Meskipun AHY mengaku tidak membahas koalisi, namun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui, pertemuan Presiden Jokowi dengan AHY sebagai upaya merangkul Demokrat masuk dalam koalisi.

"Sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Demokrat). Politik begitu dinamis, menit-menit terakhir berubah sangat cepat, jadi bisa saja yang tadinya berada di sana (oposisi), sekarang berada di sini, itu sangat dinamis," Kata Moeldoko yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.

Menurut Moeldoko, pada prinsipnya dalam menjalani roda pemerintahan yang efektif, maka dibutuhkan teman atau dukungan partai yang kuat, meskipun partai pendukung Jokowi-Ma'ruf saat ini sudah banyak.

"Sebenarnya sudah di atas 60 (persen), cukup ya. Tapi kalau bisa di atas 80 (persen), kenapa harus 60 kan, sehingga nanti semua hal-hal yang jadi kebijakan itu lebih mudah," tutur Moeldoko.

AHY yang mengenakan batik berwarna abu-abu serta hitam tiba di Istana sekitar pukul 15.45 WIB menggunakan mobil hitam Land Cruiser B 2024 AHY dan masuk ke ruang kerja Jokowi sekitar pukul 15.25 WIB.

Seusai pertemuan dengan Jokowi, AHY memberikan keterangan pers ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno, tanpa ditemani Jokowi.

"Saya pertama-pertama mengucapkan Alhamdulillah karena sore hari in, bisa memenuhi undangan bapak Presiden Jokowi untuk berbincang-bincang Istana Merdeka atas bantuan pak Pratikno," ujar AHY.

Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019) sore.
Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019) sore. (Tribunnews.com/ Seno Tri Sulistiyono)

Menurutnya, pertemuan berlangsung dengan suasana baik dan sedikit menyumbangkan gagasan untuk mewujudkan Indonesia ke depan yang semakin baik.

"Komunikasi itu tidak harus selalu berbicara tentang komunikasi politik secara pragmatis tetapi juga ada hal-hal besar lain dan kita juga selalu harus bisa membangun semangat untuk menjadi bagian besar mewujudkan indonesia semakin baik ke depan," katanya.

Setan Gundul Andi Arief

Andi Arief Sebut Ada Setan Gundul yang Beri Info Prabowo Menang 62%, Ini Kata Sandiaga Uno

Andi Arief Umumkan Pesan Terbuka Untuk Amien Rais Lewat Twitter: Tak Usah Sok Jago Nantang SBY

Klaim Kemenangan Prabowo 62% Data Sesat, PKS dan Demokrat Saling Tuding. Siapa Setan Gundulnya?

Suasana semakin tegang ketika Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyebutkan bahwa ada yang memasok data sesat 62 persen kemenangan Prabowo

Seperti diketahui, Prabowo sudah mendeklarasikan dirinya pemenang Pemilu dengan hasil perolehan 62 persen suara, tak lama setelah pencoblosan 17 April 2019.

Andi Arief menyebutkan bahwa ada "setan gundul" yang memasok data sesat kepada Prabowo. 

"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," ujar Andi seperti dikutip dari akun Twitternya, Senin (6/5/2019).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved