Jangan Kaget, Kominfo Bakal Kembali Blokir Whatsapp dan Medsos Hari Ini
Selama beberapa hari kedapan komunikasi melalu saluran media sosial yang biasa dengan mudah diakses bakal mengalami gangguan.
2. Kirim Dokumen Ukuran Besar
WhatsApp mendukung mode kirim berbagai jenis dokumen dengan aturan maksimal ukuran 100MB untuk sebuah dokumen.
Telegram juga mendukung mode kirim berbagai jenis dokumen baik di perangkat smartphone atau lewat komputer. Bedanya Telegram mendukung mode kirim dokumen hingga 1.5GB.
Kamu bisa mengirim video, foto atau dokumen dalam ukuran yang besar dengan Telegram Messenger kapan saja saat diperlukan.
3. Backup Chat
Pengguna WhatsApp di perangkat iOS hanya bisa mencadangkan data dari WhatsApp ke layanan iCloud yang dibuat oleh Apple.
Telegram Messenger punya sistem yang berbeda. Semua data chat dan dokumen yang kamu unggah dan bagikan ke teman atau grup, disimpan ke Cloud Chat milik Telegram.
Itu artinya saat kamu ganti iPhone atau bahkan menggunakan sebuah akun Telegram di 2 buah iPhone bersamaan, semua data di dalamnya dapat diakses secara mudah.
4. Voice Call dan Perlu Video Call
WhatsApp sudah mendukung fitur Voice Call dan Video Call. Bahkan kamu bisa melakukan Voice Call atau Video Call hingga 4 orang secara bersamaan.
Sedangkan Telegram Messenger baru mendukung Voice Call dan bentuknya adalah personal, tidak tersedia di mode grup chat. Layanan ini juga tidak mendukung Video Call untuk saat ini.
5. Mode Grup Pesan
Telegram mendukung mode grup pesan hingga 200 pengguna.
Jika jumlah ini dirasa masih kurang, kamu bisa minta upgrade ke Supergroups hingga 100 ribu anggota.
Catatan terakhir menunjukkan WhatsApp mendukung anggota grup hingga 300 orang di tahun 2017.
6. Fitur Sticker
Gunakan VPN
Semenatar itu pasca pembatasan media soial oleh pemerintah, banyak netizen memilih untuk mendownload aplikasi VPN.
Aplikasi ini diyakini mampu membuat kegiatan berselancar di media sosial kembali lancar.
VPN atau Virtual Private Network adalah sebuah teknologi komunikasi yang memungkinkan untuk dapat terkoneksi jaringan publik dan lokal.
Namun kekurangan VPN adalah kurangnya keamaan sehingga informasi sensitif dapat diakses secara global.
Bagi pengguna android, aplikasi VPN bisa didapatkan dengan sangat mudah di Playstore.
Bahkan VPN banyak tersedia gratis.
Namun penggunaan aplikasi VPN untuk memperlancar akses media sosial, sebenarnya tak selalu berjalan mulus.
Terutama menggunakan VPN gratis yang tersedia di Playstore, cukup memiliki sejumlah potensi risiko.
Dilansir dari Tribunstyle.com, aplikasi VPN gratis terbukti berisiko.
Ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti dari Data61/CSIRO, UC Berkeley, UNSW Sydney dan UCSI.
Penelitian mereka menunjukkan jika aplikasi Android VPN ternyata cukup berisiko.
Total ada 283 aplikasi VPN yang diuji oleh para peneliti tersebut.
Hasilnya ada beberapa bahaya seperti adware, trojan, malvertising, atau bahkan spyware.
Anda juga pantas was-was, sebab 18 persen dari total aplikasi VPN di Android tersebut sama sekali tidak mengenkripsi data penggunanya.
Dikutip dari TribunSolo.com, ada 3 bahaya mengintai jika anda tetap nekat memakai VPN gratisan.
1. Penjualan data ilegal
Ada dugaan penyedia VPN gratis bisa menjual data ke pihak ilegal.
Adapun pihak ilegal yang dimaksud adalah seperti korporasi pengirim spam email atau hacker.
Ini terjadi hingga lintas luar negeri.
2. Serangan malware
Perangkat gadget yang terhubungan sembarang VPN juga berisiko disisipi malware.
Penggunaan VPN gratisan juga memungkinkan pihak penyedia layanan malah menggunakan IP Address sebagai Network Endpoint.
Apa itu Network Endpoint?
Menkominfo Rudiantara Jelaskan Instagram Down, Facebook Down, WhatsApp juga Down, Begini Solusinya
Network Endpoint ini berguna untuk meningkatkan bandwith layanan VPN untuk menambah kecepatan internet pemakai internet lainnya.
Bahkan, beberapa sumber menyebut ada kemungkinan Network Endpoint dijual.
Risiko lain penggunaan VPN gratisan adalah serangan Man in the Middle, yakni serangan terhadap sistem komputer yang saling berhubungan satu sama lain.
Ada potensi si penyerang berada di tengah jalur komunikasi dan menggunakannya untuk membaca, membajak, mencuri data, atau paling buruk adalah menyisipkan malware.
3. Bocornya data dan IP ke publik
Bahaya lain yang bisa muncul dalam penggunaan VPN gratisan adalah potensi bocornya data dan IP ke publik.
Sebab, secara sistematis, VPN bekerja seperti terowongan yang mana koneksi pengguna melewati jalur khusus untuk dalam mengakses internet.
Mengakses internet menggunakan VPN gratisan kadang kala juga membuat koneksi menjadi lebih lambat.
Yang namanya terowongan, maka bukan tidak mungkin juga jika jalur tersebut memiliki banyak kebocoran.
Apabila alamat IP bocor ke publik, maka pengguna internet bersangkutan akan menghadapi ancaman serius yaitu malware dan hacker.
Selama ini, banyak penyedia layanan VPN gratis yang mengandalkan pendapatan dari iklan-iklan yang dipasang di website mereka, sehingga bahaya Adware bisa saja mengancam. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Siap-siap, Kominfo Bakal Kembali Blokir Whatsapp dan Media Sosial Hari Ini, Simak Cara Alternatifnya