Limbah dalam Puluhan Kontainer Terus Jadi Polemik, BC: Masih Tunggu Uji Laboratorium, Sampai Kapan?
Pemeriksaan puluhan kontainer yang diduga mengandung limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) masih terus dilakukan tim gabungan.
Penulis: Dewi Haryati | Editor: Thom Limahekin
Sekjend Aexipindo itu menjelaskan lagi, barang yang sudah datang diolah dan diproses untuk menjadi produk.

Misalnya, material plastik maupun turunannya.
"Contohnya palet, shopping bag, piring, kursi, baskom, dan kantong sampah. Produk ini sudah jadi kemudian diekspor. Kan mendatangkan devisa dan mengurangi pengangguran," tutur Marthen.
Selama beroperasi, anggota asosiasi telah berperan menyumbangkan PAD ke Pemda.
Asosiasi juga mengklaim membantu Pemda menciptakan lapangan pekerjaan yang mencapai puluhan ribu tenaga kerja.
"Kami Aexinpindo butuh pembinaan bukan pembinasaan, sekali lagi kami tegaskan kami tidak mengimport sampah dan limbah beracun seperti di pemberitaan media cetak atau media televisi.
Tetapi kami mengimpor bahan baku plastik untuk industri kami.
Pemerintah waiib menyediakan bahan baku industri sesuai dengan UU Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Tapi kurang bahan baku jika hanya mengandalkan dalam negeri. Makanya kami ekspor," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III Nyanyang Haris Pratamura meminta semua pihak termasuk Aexipindo menghormati keputusan pemerintah pusat, dan Pemda Batam.
Ketua Komisi III yang membidangi infrastruktur dan lingkungan hidup ini mengatakan, Aexipindo tidak boleh hanya berlindung pada Permendag Nomor 31 Tahun 2016.
"Karena ini persoalan hajat hidup orang banyak.
Soal lingkungan hidup.
Kalau pemerintah sudah melarang, Pemda sudah melarang bahkan dunia internasional mengeluh soal sampah, jangan kota seakan-akan mencari pembenaran," katanya.
Nyanyang menambahkan Permendag hanyalah sebuah aturan hierarkhi dalam perundang-undangan.
Peraturan itu bisa saja tidak berlaku jika sudah ada revisi atau bertentangan dengan undang-undang tertinggi.
"Negara lain susah ribut soal sampah, Jakarta sudah menolak. Jangan sampai kita menjadi tempatnya. Jadi sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampah itu, kami tetap memonitor," katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan kontainer sampah diimpor dari beberapa negara ke Batam termasuk dari USA, China dan beberapa negera lainnya.
Kontainer itu tiba di pelabuhan Kargo Batu Ampar langsung mengehohkan.
Ada yang menyebut limbah itu mengandung B3.
Bahkan, Wali Kota Batam HM Rudi turun tangan melakukan inspeksi mendadak (Sidak).
Bea dan Cukai Batam telah menghilangkan sampel sampah.
Sampai saat ini, masih belum diketahui hasil dari laboratorium. (TRIBUNBATAM.id/Dewi Haryati)