Aksi Demo Hong Kong Mulai Bikin Warga Terbelah. Kantor Pelayanan Publik Lumpuh Karena Diblokade
Pada pendemo memblokir pintu masuk lantai dasar Revenue Tower tempat Kantor Pajak dan sejumlah lainnya beraktivitas di Wan Chai, Senin siang
Setelah beberapa pertimbangan, mulai pukul 13:45, para pemrotes memutuskan untuk membiarkan orang-orang meninggalkan gedung, namun mencegah mereka masuk, termasuk melalui tempat parkir bawah tanah.
"Kami akan membiarkan pegawai negeri keluar gedung untuk makan siang dan mendesak mereka untuk pulang kerja lebih awal. Tapi kami menghalangi siapa pun masuk. Orang-orang dapat membayar pajak mereka di lain hari atau melakukannya secara online, ” kata Sean Ko, mahasiswa 22 tahun yang ikut menjadi motor aksi tersebut.
Selain mendesak pemerintah untuk mencabut undang-undang itu, mereka menuntut agar polisi mencabut penggunaan kata "kerusuhan" sehubungan dengan protes pada 12 Juni.
Mereka juga mendesak polisi mencabut dakwaan terhadap mereka yang ditangkap dalam bentrokan hari itu, termasuk kepada pemimpin aksi, Joshua Wong.
Tuntutan keempat pengunjuk rasa juga menyerukan penyelidikan independen atas apa yang mereka katakan sebagai penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi pada 12 Juni.
RUU kontroversial ditangguhkan pada 15 Juni, pada awalnya bertujuan untuk memungkinkan pelaku kriminal di Hong Kong diekstradisi ke yurisdiksi kota yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong, termasuk China daratan.
Namun rakyat Hong Kong yang selama seratus tahun di bawah jajahan Inggris hingga 1997, menolak RUU tersebut karena bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanuasiaanm demokrasi dan hak-hak asasi masyarakat Hong Kong.
Mereka khawatir RUU itu akan membuat penuntutan yang tidak adil terhadap para tersangka. Apalagi, jika mereka diekstradisi ke China daratan, nasibnya bahkan lebih buruk.
China hingga saat ini memang masih masuk dalam stigma sebagai salah satu negara yang sering melanggar hak asasi manusia dan sistem peradilan yang buruk.
Seorang warga bermarga Chow (64) yang memasuki gedung lebih awal untuk mengajukan permohonan pendaftaran bisnis, mengatakan dia tidak keberatan dengan gangguan kecil itu.
Masyarakat Terbelah
Aksi demo ini memang mengganggu pelayanan pemerintah dan warga yang hendak berurusan di Admiralty sedikit mengalami masalah.
Di antara masyarakat juga mulai terbelah dengan aksi tersebut karena aksi blokade itu mengganggu pelayanan.
Meski demikian, mereka mendukung gerakan ini karena mereka mewakili rakyat Hong Kong yang ingin hak-hak kebebasannya dipertahankan.
"Ini adalah tindakan pembangkangan sipil, tentu saja. Akan ada beberapa ketidaknyamanan," katanya kepada SCMP. "Tapi saya tidak keberatan anak-anak muda ini melakukan apa yang mereka anggap benar, untuk memperjuangkan masa depan Hong Kong."