ANAMBAS TERKINI
Susah Sinyal, Wabub Anambas Curhat ke Provider Smartfren Perjuangan warganya Berkomunikasi
Mulai menggantung telepon genggam di dinding, sampai menggantungnya di di WC karena memang di situ titik sinyal yang dijangkau oleh telepon genggam.
• Putusan MK Pilpres 2019, BNI Syariah & Bank Mandiri Syariah Bukan BUMN, Maruf Amin Tak Dibatalkan
• Warga Kampung Tua Tanjunguma Berbondong-bondong Dengar Sosialisasi Kampung Tua
\
"Kami berharap banyak agar Smartfren tak berhenti di 4 BTS yang sudah dibangun di Pulau Siantan. Kami berharap banyak dibangun Base Tranceiver Station (BTS) di tempat lain. Sehingga persoalan telekomunikasi bisa terjawab. Hadirnya Smartfren tentu membantu provider lain yang sudah hadir lebih dulu di Anambas," ungkapnya.
Ia pun meminta kepada pihak provider untu tidak melihat dari sisi jumlah penduduk dalam memperluas jaringan internet di Anambas.
Wan merincikan, dari 255 pulau yang ada di Anambas, terdapat 26 pulau yang berpenghuni yang jaraknya berjauhan antar satu pulau ke pulau yang lainnya.
"Kami paham tidak mudah dalam suatu provider dalam mendirikan BTS. Artinya memerlukan biaya besar. Yang dilihat pengguna
dan jumlah penduduk. Mari yang dilihat jangan jumlah penduduk. Yang dilihat adalah memberikan pelayanan kepada penduduk di suatu daerah," ujarnya.
Wan pun menyebut kalau Anambas pernah membantu membangun 4 site tower (BTS) masing-masing di Desa Telaga, dan Desa Kiabu di Kecamatan Siantan Selatan serta Dusun Kusik Desa Rewak, Kecamatan Jemaja. Saat ini, tower tersebut digunakan oleh provider lain yang lebih dulu beroperasi di Anambas.
"Apabila tidak ada ikatan. Silahkan pakai tower itu, dipersilahkan. Tolong Pak Kadiskominfo dilihat klausulnya seperti apa. Dalam percepatan untuk daerah tertentu misalnya Jemaja. Termasuk maket yang besar ada di Palmatak, karena ada bagian perusahan migas di sana. Silahkan untuk menjajaki. Kalau butuh kami, dikomunikasikan saja," bebernya.
Deputi CEO Mobility Smartfren Sukaca Purwokardjono mengklaim kalau pihaknya akan memberikan layanan gratis (unlimited) bagi pengguna Smartfren yang dapat dinikmati khusus untuk kartu Natuna dan Anambas sampai 6 September 2019. Ia pun tidak mengelak kalau dalam proses pembangunan site BTS yang ada tidaklah mudah.
Kontur daratan Anambas yang dasarnya merupakan batu, berdampak pada estimasi pembangunan site BTS yang semula ditargetkan mencapai 3 bulan.
"Rencananya soft launching ini berbarengan dengan di Natuna. Rupanya mengalami sedikit keterlambatan.
Saya pun juga heran belum launching kok sudah banyak yang tahu. Saya sempat berkeliling di jalanan Tarempa ada yang sudah pakai Smartfren," ungkapnya.
Melalui internet banyak hal positid yang bisa dilakukan, salahatunya mempromosikan produk untuk menjangkau yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Pihaknya juga berharap kehadiran koneksi provider ini dapat membantu koneksi baik dari sisi pertahanan keamanan, sosial dan budaya.
"Mudah-mudahan di pulau besar lainnya seperti Matak dan Jemaja kami bisa hadir di sana. Saat ini kami sudah mengcover 80 persen polulasi dari jumlah penduduk di Tarempa," ungkapnya.
(tribunbatam.id/septyanmuliarohman)