UPDATE! Demo Hong Kong Rusuh Tengah Malam, Tanpa Ampun, Polisi Menyerbu dengan Gas Air Mata
Pasukan anti-huru-hara menyerbu para demonstran yang tetap bertahan di luar gedung Legco Hong Kong menggunakan senjata air mata.
Selanjutnya, beberapa kali terjadi aksi dengan jumlah lebih besar, bahkan mencapai 2 juta orang pada 16 Juni lalu.
Sayangnya, aksi demo berubah menjadi brutal sejak pekan lalu, ketika pendemo mengepung markas kepolisian dan kemudian memblokade gedung pelayanan publik tiga hari kemudian.
Puncaknya adalah Senin hari ini, melakukan tindakan yang jauh dari damai.
Para pendemo melemparkan zat kimia beracun kepada polisi sehingga 13 aparat harus dilarikan ke rumah sakit.
Departemen Pemadam Kebakaran, Senin malam mengidentifikasi bahwa bubuk yang dilemparkan ke polisi adalah phenylenediamine.
“Itu adalah zat beracun. Ini dapat menyebabkan mata gatal, kemerahan dan kesulitan bernafas. Jika terhirup dalam jumlah besar, itu dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan saluran pernapasan,” bunyi pernyataannya.
Hasil penelusuran TribunBatam.id, phenylenediamine atau PPD adalah zat berbahaya yang sering ditemukan pada zat pewarna sepatu, tekstilm bahkan terakhir juga ditemukan pada zat pewarna rambut yang merusak kesehatan.
Untuk mencegah polisi bergerak, para pengunjuk rasa berkumpul di depan barikade di Jalan Lung Wo.
Bahan-bahan barikade dari bahan logam, payung dan larutan garam sedang dilarikan ke garis depan.
Hingga tengah malam ini, para pendemo masih menguasai gedung parlemen.
Berbicara di ruang Legco, seorang pengunjuk rasa mengatakan mereka perlu menduduki legislatif karena pemerintah telah mengabaikan semua tuntutan mereka.
Mereka menyerukan pejabat untuk menarik penuh RUU ekstradisi yang memicu aksi.
Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa lainnya yang lebih "moderat" terpaksa memilih untuk tetap bertahan demi melindungi mereka yang ada di dalam Legco
Wong, 22, seorang mahasiswa, telah memutuskan untuk tetap tinggal di sekitar gedung, kecuali jika hidupnya terancam.
"Jika kita pergi, itu akan lebih berbahaya bagi orang-orang di dalam. Aku netral mengenai keputusan untuk menyerbu Legco, tetapi jika orang memilih untuk masuk, kita harus berdiri di sini dan melindungi mereka," katanya.

Dewan Legislatif mengumumkan penangguhan semua layanan publiknya sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah kekacauan malam ini.
Demo Hong Kong bertahan hingga malam!
Ribuan warga Hong Kong yang melakukan aksi sejak Senin (1/7/2019) dini hari dan diwarnai bentrok dengan polisi terus menguasai jalan jalan di Hong Kong.
Para pendemo sebagian besar berpakaian hitam semakin banyak keluar dengan kekuatan penuh di Hong Kong pada Senin sore setelah polisi kembali menggunakan kekerasan.
• Terpaut Usia 31 Tahun, Ini Lima Fakta Tentang Nyonya Wakil Presiden RI Maruf Amin
• Saat Langit Indonesia Mulai Gelap, Disini Langsung Saksikan Gerhana Matahari Total 2 Juli
• Kisah Dibalik Pembangunan Masjid Istiqlal Jakarta, Perjuangan Bung Karno hingga Sarat Makna Bangunan
Para pengunjuk rasa menghancurkan pintu kaca gedung legislatif (Legco) serta melempar petugas dengan zat kimia yang membuat 13 polisi terluka.
Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, Senin malam, hingga pukul 20.30 waktu setempat atau sekitar pukul 19.30 WIB, para pendemo masih memadati jalan raya.
Para pendemo juga berhasil menembus Legco, merusak pagar, menghancurkan kaca gedung serta mematikan seluruh CCTV gedung untuk menghindari penangkapan oleh polisi.
Sore harinya, para pendemo memblokade jalan raya menbbunakan troli logam dan tiang-tiang besi serta batu-batu yang dibongkar dari sisi jalan raya untuk menghalangi peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke China.

Polisi berpakaian anti-huru hara dan perisai akhirnya membubarkan massa menggunakan semprotan merica terhadap pendemo yang melindungi diri dengan payung.
Aksi demo ini membuat peringatan bersejarah itu dirayakan dengan menyedihkan karena Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor terpaksa menggelar acara di gedung konfensi dan pameran.
Anggota parlemen oposisi Leung Yiu-chung mengatakan menonton orang-orang muda bersikeras mencoba masuk ke Legco (gedung perlemen) sangat menyakitkan untuk ditonton.
Leung (66) dan sekelompok anggota parlemen pan-demokrat sebelumnya telah mencoba untuk menghentikan para demonstran agar tidak menghancurkan pintu kaca.
"Saya bertanya kepada mereka apa gunanya menyerbu Legco, yang bisa berujung pada tuduhan kriminal yang serius," kata Leung.
Anggota parlemen veteran itu mengatakan sudah saatnya bagi pemerintah untuk menanggapi tuntutan para demonstran dan kubu pro-demokrasi.
"Kami mendesak Lam untuk berhenti menjadi musuh rakyat," begitu ungkapan para pendemo.
Tujuan aksi demo memang semakin tidak jelas mengingat keinginan mereka telah dipenuhi pemerintah, yakni menangguhkan RUUU ekstradisi yang memicu demo serta permintaan maaf Carrie Lam.
Tetapi, Carrie Lam tidak menarik RUU tersebut meskipun sebenarnya parlemen sudah menjanjikan bahwa RUU tidak akan pernah dibahas.
Dalam sebuah pernyataan darurat, Partai Sipil, salah satu kelompok pan-demokrasi terbesar di legislatif, mendesak pemimpin Hong Kong Carrie Lam untuk segera menanggapi tuntutan rakyat.

“Lam bertanggung jawab atas konflik serius yang disebabkan oleh ketidakpuasan warga dan keputusasaan anak muda. Pemerintahnya telah menutup matanya dan menolak untuk mendengarkan, dan mendorong Hong Kong ke krisis sosial yang belum pernah terlihat sebelumnya,” bunyi pernyataan itu.
Dilansir SCMP, para pendemo menuntut Lam mencabut RUU, menarik kembali ucapannya bahwa bentrokan 12 Juni sebagai kerusuhan.
Pendemo juga menuntut agar pemerintah berhenti menangkap dan menuntut para pengunjuk rasa, serta meluncurkan komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki kebrutalan polisi.
Tuntutan yang paling sulit adalah mendesak Carrie Lam mengundurkan diri dari kegagalan pemerintahannya.
Senin malam, gelombang demo Hong Kong berpusat ke persimpangan Canal Road East dan Hennessy Road di Causeway Bay.
Beijing Sindir London
Pada konferensi pers di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang mengatakan, demo Hong Kong tidak menggoyahkan komitmen London terhadap Deklarasi Bersama Sino-Inggris .
Perjanjian tahun 1984 ini menetapkan landasan bagi penyerahan Hong Kong.
"Pada tanggal 1 Juli 1997, China kembali menjalankan kedaulatannya atas Hong Kong ... Pihak Inggris tidak memiliki apa yang disebut 'tanggung jawab' untuk Hong Kong," katanya. "Urusan Hong Kong adalah murni urusan dalam negeri Cina, dan tidak ada negara asing yang berhak untuk ikut campur."
Geng mengkritik pemerintah Inggris karena masih "sering mencampuri urusan Hong Kong".
"Kami menyarankan pihak Inggris untuk memposisikan dirinya, berhenti mengganggu urusan Hong Kong dengan cara apa pun, dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif bagi kemakmuran dan stabilitas Hong Kong."
Geng tidak menjelaskan, apakah ia menuduh aksi demo tersebut didalangi oleh kelompok pro-Inggris di Hong Kong
Presiden Dewan Legislatif Andrew Leung Kwan-yuen, melalui juru bicaranya, mengatakan ia sangat sedih menyaksikan demonstran terus menggunakan "cara yang sangat keras" untuk menyerbu kompleks Legco dan menyebabkan kerusakan serius pada berbagai bagian bangunan.
“Kami mengutuk penggunaan kekerasan terhadap bangunan. Kami meminta semua orang untuk mengekspresikan pendapat mereka secara damai dan rasional dan segera menghentikan kekerasan,” kata juru bicara Andrew Leung
Hari Bersejarah Seperti Peringatan Kematian
Peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke pemerintahan China, Senin (1/7/2019) menjadi perayaan terpendek dan paling bisu dalam sejarah. Tidak itu saja, peringatan tersebut juga diwarnai aksi bentrok.
Sebanyak 13 petugas polisi dibawa ke rumah sakit setelah mereka disiram dengan cairan tak dikenal yang diduga cariran pembersih saluran selama bentrokan dengan demonstran di Jalan Lung Wo, Jalan Tim Mei dan Jalan Harcourt, di sekitar pusat legislatif dan administrasi kota.
South China Morning Post melaporkan, untuk pertama kalinya pemerintah memindahkan acara utama di dalam ruangan, Pusat Konvensi dan Pameran Hong Kong di Wan Chai,
• Hiburan Gratis di Singapura, Mulai Dari Atraksi Hingga Konser Bisa Dinikmati Cuma-cuma
• Kejar Pendaftaran PPDB, Ibu di Bintan ini Datang Sejak Pagi Buta ke Sekolah
• Ada Promo Tiket Pesawat Malindo Air, Harga Tarif Mulai Rp 200 Ribuan
Sepi, bahkan seperti upacara pemakaman.
Tak ada parade dan kegembiraan seperti tahun-tahun lalu. Yang ada hanya ketegangan dan aksi anarkis karena pendemo dengan garang memecahkan kaca depan Gedung Parlemen.
Meskipun ada sejumlah kapal yang menghias diri dan berparade, namun tak ada penonton. Hong Kong kelabu...

Hong Kong dalam tiga minggu terakhir diwarnai gejolak yang tak berujung setelah pemerintah eksekutif Hong Kong mengajukan draft RUU Ekstradisi.
RUU tersebut ditentang oleh masyarakat Hong Kong yang terus menggelar unjuk rasa untuk memaksa RUU itu dicabut.
Pasal yang menjadi kontroversial dalam RUU itu adalah melakukan ekstradisi --termasuk ke China daratan-- kepada orang asing yang melakukan pidana di Hong Kong.
Rencana itu ditentang karena hal ini dianggap melanggar hak seseorang unjtuk diproses hukum secara adil karena ekstradisi, terutama China daratan, akan membuat orang tersebut tak diketahui nasibnya.
• Jutaan Warga Hong Kong Lawan UU Ekstradisi: Orang China Daratan Mungkin Diam, Tetapi Kami Tidak
• Demo Hong Kong Belum Berhenti, Blokade Markas Polisi. Komisaris Disandera Tapi Polisi Diam Saja
• Aksi Demo Hong Kong Mulai Bikin Warga Terbelah. Kantor Pelayanan Publik Lumpuh Karena Diblokade
Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor akhirnya mengalah dan menunda RUU tersebut setelah aksi unjuk rasa bertambah besar --mencapai 2 juta orang-- dan terjadi bentrok.
Namun ternyata, aksi ini belum berhenti karena kelompok mahasiswa terus melakukan aksi, memblokade kantor polisi, dan terakhir menutup kantor pelayanan publik sehingga masyarakat terganggu.
Momentum peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke tangan China dari Inggris kembali diwarnai aksi demo dan bentrok pada Senin pagi.
Bahkan, aksi semakin liar karena sejumlah pengunjuk rasa menyiram polisi dengan cairan kimia.
Pada sekitar waktu yang sama, di Jalan Lung Hop dan Jalan Lung Wo, lebih dari 200 polisi dari pasukan taktis khusus bentrok dengan pengunjuk rasa.
Sejak terjadi bentrok 14 Juni lalu, polisi kemudian mengubah cara menghadapi pendemo, lebih lunak.
Bahkan ketika pendemo mengepung markas polisi dan menyandera kepala kepolisian Hong Kong, polisi hanya diam saja, tak melawan.
Namun, pada Senin pagi, polisi terpancing lagti menggunakan semprotan merica untuk membubarkan demo.
Polisi mengatakan 13 petugas dikirim ke rumah sakit setelah bentrokan dengan pengunjuk rasa di jalan-jalan terdekat.
Sebuah sumber mengatakan para petugas yang terluka disiram dengan cairan tak dikenal yang diyakini sebagai pembersih saluran air.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pukul 11.30 pagi mengutuk kekerasan mengatakan, para petugas terluka saat bentrokan di Jalan Lung Wo, Jalan Tim Mei dan Jalan Harcourt sekitar pukul 09.30.
Dikatakan beberapa dari mereka yang terluka, sulit bernapas dan kulit mereka menjadi bengkak.

Asosiasi Inspektur Polisi Hong Kong juga mengutuk penggunaan cairan tak dikenal itu, dan mengatakan itu adalah pelanggaran pidana serius, dan para pelanggar akan dimintai pertanggungjawaban.