KILAS SEJARAH
Tragedi Tampomas II, Kisah Kesetiaan Kapten Abdul Rivai Penuhi Janji Jadi Orang Terakhir di Kapal
Di saat detik-detik terakhir kapal mulai tenggelam, Kapten Rivai masih berada di anjungan kapal sambil berpegangan pada jendela
Beberapa di antaranya mulai dari kapal yang berputar-putar di radius yang sama karena rusaknya salah satu knop otomatis pengatur mesin kapal, matinya aliran listrik dalam waktu yang lama, serta 6 kali kerusakan mesin selama perjalanan.
2. Tragedi Nahas
Pada 24 Januari 1981 pukul 19.00, Kapal Tampomas II berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dengan tujuan Ujungpandang.
Data menyebutkan bahwa kapal tersebut membawa 1.054 penumpang, 191 mobil dan kurang lebih 200 sepeda motor.
Seorang pemandu kapal menyebutkan bahwa salah satu mesin kapal sebenarnya telah mengalami kerusakan sebelum bertolak.
Hingga akhirnya pada 25 Januari pukul 20.00 Wita, terjadi kebocoran bahan bakar dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi kemudian menimbulkan percikan api.
Usaha pemadaman selama 2 jam gagal dan api justru dengan cepat menyebar.
Pada Senin malam, Sekditjen Perhubungan Laut menyatakan bahwa KM Tampomas II mengalami kerusakan mesin namun sudah bisa diatasi.
Tapi nyatanya, Selasa pagi asap tipis masih terlihat di belakang kapal sebelum akhirnya api semakin membesar dan membuat Tampomas miring sebelum akhirnya tenggelam dengan cepat.
27 Januari 1981 sekitar pukul 12.45 WIB atau kurang lebih 30 jam setelah percikan api pertama, KMP Tampomas II tenggelam di Laut Jawa.
Kurang lebih sebanyak 431 orang meninggal dunia dalam tragedi tersebut.
3. Kisah Tragis Penumpang Kapal
Berbagai cerita tragis dituturkan oleh para penumpang yang selamat.
Lantai geladak luar kapal hanya terbuat dari pelat baja tanpa pelapis kayu juga banyak memakan korban.
Beberapa penumpang yang tidak sempat memakai alas kaki akhirnya menjadi korban plat panas tersebut.