BATAM TERKINI
Ditolak SMAN 14 Batam, Korban Zonasi: Kami Tak Butuh Piagam Kami Butuh Sekolah
Calon siswa korban zonasi yang gagal masuk SMAN 14 Batam menggelar aksi di kantor DPRD Kota Batam sambil membawa spanduk dan piagam.
Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Calon siswa korban zonasi yang gagal masuk SMAN 14 Batam menggelar aksi di kantor DPRD Kota Batam, Kepri, Jumat (12/7/2019).
Aksi mereka do Gedung DPRD Kota Batam di Jl Engku Putri, Batam Center, Batam, Kepri tersebut juga didampingi orangtuanya sambil membawa spanduk.
Beberapa di antaranya membawa piagam penghargaan.
Mereka mempertanyakan kenapa tak diterima masuk sekolah.
"Kami korban sistem zonasi pendidikan. Kami siswa/i pintar di sekolah. Kami tidak butuh piagam dan sertifikat. Kami butuh bersekolah. Kami butuh Kartu Indonesia Pintar. Di mana engkau pemerintah. Dimana engkau bpk presiden," tulis spanduk yang mereka bawa.
Zonasi Tuai Polemik
Hingga kini, masalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019 tingkat SMA/SMK di Kepri banyak menuai polemik.
Pasalnya, aturan itu mengakibatkan ribuan calon siswa tak lolos zonasi dan membuat para orangtua kebingungan mencari sekolah negeri untuk anaknya.
Saat Pemprov menawarkan penambahan 2 rombongan belajar (rombel) tiap sekolah, giliran sekolah swasta melancarkan aksi protes terkait kebijakan tersebut.
Berikut ini, Tribunbatam.id telah merangkum sejumlah fakta terkait polemik penerapan sistem zonasi PPDB 2019:
Total 2.126 Anak Tak Masuk Negeri
Di Batam sendiri, secara keseluruhan ada 2.126 calon murid yang belum tertampung di sekolah negeri dan tersebar di seluruh kecamatan.
Agar semua calon murid bisa tertampung, pemerintah akhirnya menambah rombel di setiap sekolah walaupun tak akan bisa menampung semua calon murid yang belum tertampung.
Anak Wawako Batam Tak Lolos Zonasi
Anak ketiga Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad ternyata juga tak lolos zonasi bahkan tak berhasil diterima di dua sekolah sekaligus yakni SMAN 3 Batam dan SMAN 20 Batam.