Meskipun Mayoritas Kongres Sebut Donald Trump Rasis, Namun Tolak Impeachment
Namun, kecaman terhadap Presiden AS Donald Trump tersebut tidak berujung pada impeachment atau pemakzulan karena mayoritas anggota House menolaknya.
Hanya saja, Demokrat bersikap hati-hati terhadap pemakzulan, termasuk Nancy Pelosi dari awal juga menolak pemakzulan terhadap Trump karena tidak ada pelanggaran hukum yang kuat.
Namun, kecaman terhadap Presiden AS Donald Trump tersebut tidak berujung pada impeachment atau pemakzulan karena mayoritas anggota House menolaknya.
Namun, kecaman terhadap Presiden AS Donald Trump tersebut tidak berujung pada impeachment atau pemakzulan karena mayoritas anggota House menolaknya.
Sidang berlangsung panas dan kisruh akibat ucapatn ketua kongres Nancy Pelosi yang secara keras menyebut Trump rasis saat berpidato, Rabu (17/7/2019) pagi atau malam WIB.
Nancy Pelosi tidak mau menarik ucapannya dan ia kemudian meninggalkan ruangan sidang sehingga suasana persidangan sempat terhenti selama satu jam.
Kubu Republik mendukung Trump ngotot meminta agar pernyataan itu tidak dimasukkan dalam catatan resolusi yang dihasilkan sidang, namun mayoritas anggota kongres mendukung Pelosi sehingga pernyataannya tetap dicatat.
Hasil voting tersebut, seluruh anggota dari Demokrat yang mayoritas di House memberikan dukungan terhadap Rashida Tlaib dkk yang merasa telah mendapat intimidasi dari Presiden Trump yang meminta mereka "kembali ke negara asal", pada Minggu lalu.
Merasa Diintimidasi
Skuad emak-emak tersebut menyebut Trump sebagai pengganggu terbesar seumur hidup mereka setelah tweet rasisnya.
Empat wanita yang tersinggung dengan serangan rasis Trump itu semuanya berasal dari Demokrat, yakni Alexandria Ocasio-Cortez (keturunan Puerto Rico), Rashda Tlaib (keturunan Palestina), Ilhan Omar (lahir di Somalia) serta Ayanna Pressley (keturunan Afrika-Amerika).
Keempat anggota parlemen adalah warga negara AS. Tiga lahir di Amerika Serikat, sedangkan Omar lahir di Somalia.
"Saya sedang berurusan dengan pelaku intimidasi terbesar yang pernah saya hadapi dalam hidup saya. Kami mencoba melakukan pekerjaan yang harus kita semua lakukan di sini, yang berpusat di sekitar orang-orang di House," kata Tlaib dalam wawancara dengan CBS yang ditayangkan penuh Rabu pagi.
"Ini gangguan," tambah Tlaib. "Ini adalah orang yang benar-benar ingin menjelek-jelekkan, tidak hanya menjelek-jelekkan imigran, tetapi bahkan komunitas kulit berwarna."
Tlaib mengutuk 'normalisasi' pernyataan Trump serta "fakta bahwa itu bertentangan dengan nilai-nilai inti Amerika kami. Bahwa mereka memilihnya daripada negara."
Demokrat yang mayoritas di DPR, mengeluarkan resolusi pada Selasa malam, mengatakan parlemen sangat mengutuk komentar rasis Presiden Donald Trump yang telah melegitimasi dan meningkatkan ketakutan dan kebencian terhadap orang Amerika baru dan orang kulit berwarna.