Prabowo, Jokowi, & Megawati Akan Bertemu, Nasdem, Golkar, PPP, PKB Rapatkan Barisan
Manuver politik terbaru, Prabowo, Jokowi, dan Megawati Akan Bertemu, Nasdem, Golkar, PPP, PKB rapatkan barisan
Cak Imin juga meminta parpol koalisi untuk menomorduakan ego masing-masing terkait jabatan di kementerian atau lembaga pemerintah untuk periode mendatang.
Menurutnya, ego partai akan menganggu produktivitas dan kesolidan koalisi.
Jika ada permasalahan dalam koalisi, lanjutnya, ia berharap dapat diselesaikan secara musyawarah. Prinsipnya, kebersamaan dan kesolidan parpol menjadi kunci sukses pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.
"Apapun perkembangan ke depan, kita sikapi secara musyawarah bersama-sama. Termasuk apakah koalisi dikembangkan atau tidak insya Allah sepakat bersama-sama dan diskusi," ujar dia.
Suharso pun mengatakan hal senada. ia mengaku, hingga kini partai koalisi Jokowi-Ma'ruf mengaku belum membahas kemungkinan oposisi masuk ke kursi pemerintahan. Kini, yang menjadi fokus koalisi adalah menguatkan kesolidan dan kesatuan antarpartai koalisi.
"Kami punya satu kesimpulan sementara, kita belum mengangendakan hal semacam itu (masuknya oposisi) jadi mungkin ada waktunya," kata Suharso.
"Kami ingin kekentalan koalisi itu semakin erat dan soliditas terjaga," sambung dia.
Manuver Gerindra
Partai Gerindra menawarkan sejumlah konsep program kepada pemerintahan barau Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Tak hanya itu, Gerindra juga akan menyiapkan kadernya untuk menjalankan konsep program itu apabila Jokowi-Ma'ruf menerimanya.
Konsep program tersebut dibahas dalam rapat Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersama seluruh dewan pembina partai di kediamannya, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/7/2019).
"Konsep kemandirian pangan, ketahanan energi. Pokoknya itu jadikan satu konsep. Kalau konsep mandiri-mandiri itu kemudian diterima (Jokowi-Ma'ruf), lalu kan nanti akan dihitung bidangnya berapa, orangnya berapa, kan begitu," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan seusai pertemuan.
Meski demikian, Dasco menegaskan bahwa konsep itu tidak langsung berkaitan dengan bagi-bagi kursi jabatan di pemerintahan.
Jika konsep tersebut diterima oleh pemerintahan baru Jokowi-Ma'ruf, Gerindra bersedia masuk ke dalam koalisi parpol pendukung pemerintah. Namun, jika tidak disetujui, Gerindra akan tetap menjadi oposisi.
"Ya kalau ke dalam (pemerintahan) itu tidak langsung bagi-bagi kursi, tetapi dengan tukar-menukar konsep. Kalau konsep kami diterima, artinya kan baru ketahuan berapa jumlah orang yang diperlukan untuk menjalankan konsep tersebut," kata Dasco.
"Kalau itu semua diakomodasi, artinya ya (Gerindra) di dalam (koalisi pendukung pemerintah). Kalaupun di luar ya, dengan kritik membangun," lanjut dia.
Koalisi dalam Koalisi?
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno cukup heran dengan konferensi pers empat ketum parpol ini. Sebab, ia menilai, tidak ada latar belakang peristiwa yang sangat kuat saat ini sehingga Surya Paloh, Cak Imin, Airlangga dan Suharso mesti menggelar konferensi pers khusus dan berbicara mengenai soliditas di antara sesama parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Syarif justru lebih melihat keempat ketum parpol ini telah membentuk koalisi di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.
Dasar terbentuknya mereka diprediksi hanya satu, yakni tidak ingin ada parpol baru masuk ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"Terlihatnya memang seperti ada koalisi di dalam koalisi. Dari pertemuan itu menimbulkan pertanyaan penting, kenapa PDI-P tidak hadir? Soliditas yang mereka bicarakan itu pun maknanya tersirat. Pesannya kepada Jokowi adalah jangan memberikan karpet merah kepada mereka (partai pendukung Prabowo-Sandiaga)," ujar Adi saat dihubungi via telepon, Selasa malam.
"Kalau mau ditafsirkan, memang keempat parpol ini (PKB, Golkar, Nasdem, dan PPP) intinya menolak partai pendukung Prabowo masuk ke koalisi pemerintahan. Mereka juga menyampaikan pesan tersirat ke Jokowi untuk tidak membuka hati, apalagi keempat partai ini konsisten menolak adanya penambahan parpol ke koalisi," lanjut Adi.
Selain didasari atas penolakan terhadap anggota koalisi baru, Adi juga melihat, koalisi empat parpol ini juga didasari atas perebutan kursi pimpinan MPR RI.
"Gerindra sempat menyatakan ketertarikannya mendapatkan kursi Ketua MPR. Mereka beralasan mendapatkan jatah kursi Ketua MPR untuk menjaga harmonisasi politik. Sementara itu, PKB dan Golkar juga menginginkan kursi Ketua MPR. Jadi, keempat partai ini tidak ingin ada sharing power," jelas Adi.
Jika dibiarkan, tentu manuver empat partai politik ini akan berdampak buruk bagi pemerintahan baru.
Adi pun menyarankan kepada Jokowi-Ma'ruf untuk kembali menyolidkan partai-partai di koalisinya. Jokowi, lanjutnya, perlu membangun kebersamaan dan mengingatkan kepada seluruh partai pendukung bahwa koalisi dibentuk berdasarkan visi dan misi yang sama dalam membangun negara.
"Yang paling penting, Jokowi juga perlu mewadahi keinginan parpol yang dibahas dan diputuskan secara musyawarah," sambung dia.(*)
Manuver politik terbaru, Prabowo, Jokowi, dan Megawati Akan Bertemu, Nasdem, Golkar, PPP. PKB rapatkan barisan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manuver 4 Ketum Parpol Jokowi-Ma'ruf di Tengah Isu Tambahan Koalisi..."
dan Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Prabowo, Jokowi, dan Megawati Dikabarkan akan Bertemu, Bahas Soal Pilpres? Begini Kata Gerindra, https://jabar.tribunnews.com/2019/07/23/prabowo-jokowi-dan-megawati-dikabarkan-akan-bertemu-bahas-soal-pilpres-begini-kata-gerindra?page=all.