Akibat Demo Perdagangan Hong Kong Lumpuh, 'Kami Mungkin Tak Bisa Rayakan Natal'

Dampak protes anti-pemerintah selama delapan minggu terakhir bahkan jauh lebih buruk dibandingkan demo "revolusi payung" tahun 2014

South China Morning Post
Demo Hongkong kembali rusuh, polisi membubarkan dengan gas air mata di kawasan Yuen Long, Sabtu (27/7/2019). 

"Juli ini penjualan kami turun dua digit dari periode yang sama tahun lalu," katanya kepada wartawan pada hari Senin setelah acara peluncuran produk.

Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong dua minggu lalu mengeluarkan perkiraan bahwa total penjualan ritel kota akan turun dua digit tahun ini, padahal sebelumnya diperkirakan tumbuh satu digit.

Juni hingga Agustus adalah bulan yang sangat menentukan dalam perdagangan Hong Kong karena masa liburan musim panas  yang diharapkan bisa mendulang omset.

Namun apa boleh buat, citra Hongkong telah berubah tajam karena demo yang tak jelas ujungnya telah mengubah citra kota itu sebagai tujuan wisata belanja kelas dunia yang aman.

Hong Kong memiliki hampir 8.000 toko rietl dan semuanya membayangkan Juni hingga Agustus ini sebagai musim yang suram.

Lemahnya pertumbuhan ekonomi di China daratan akibat perang dagang AS vs China juga devaluasi yuan terhadap dolar Hong Kong menambah buruk kondisi itu karena harga barang akan naik.

Menurut SCMP, turis asal China daratan menghasilkan 40 persen dari penjualan ritel Hong Kong.

Sentimen China Daratan

Aksi demonstrasi di Hong Kong memang tidak hanya berdampak pada masalah kota itu, tetapi juga menimbulkan sentimen buruk antara warga Hong Kong vdengan China daratan.

Warga China tersulut emosi ketika kantor perwakilan China daratan menjadi sasaran penyerangan demonstran, pekan lalu, sehingga meluas desakan agar Beijing mengerahkan pasukan.

Seorangh mahasiswi bernama Serena Lee terlibat bentrokan pro dan kontra Beijing di Selandia Baru

Dari sudut pandang yang berbeda, masyarakat China daratan menilai pemerintah dan polisi Hong Kong lemah dan takut menghadapi pendemo yang menurut mereka sudah keterlaluan.

Bahkan, perselisihan antara kubu pro Beijing dan demonstran Hong Kong ini juga meluas ke masyarakat Tionghoa di berbagai negara.

Di Australia dan Selandia Baru, dua kubu sampai terlibat adu jotos.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved