SOSOK Pencipta Indonesia Raya yang Dinyanyikan Saat 17 Agustus, Masa Kecilnya Alami Kekerasan Ayah

Berikut kisah kehidupan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang mungkin tak banyak diketahui orang.

wikipedia
Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI 

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II.

Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda.

Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito).

Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum.

Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional.

Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan.

Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. T

etapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya.

Karena lagu ciptaannya yang terakhir "Matahari Terbit" pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya.

Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.

3. Diperdengarkan Pertama Kali

Lagu Indonesia Raya diperdengarkan pertama kali di Kongres Pemuda II, tanggal 28 Oktober 1928 malam.

Di sela-sela kongres, Soepratman meminta saran pada Soegondo Djojopoespito selaku pemimpin kongres, agar lagu gubahannya diperdengarkan saat itu.

Permintaannya disetujui, sehingga lagu Indonesia Raya diperdengarkan untuk pertama kali.

Namun saat diperdengarkan pertama kali, lirik lagu tersebut tidak dibacakan, karena kongres dijaga oleh intel Belanda, sehingga hanya berupa gesekan biola saja.

Peserta kongres terpukau mendengar lagu tersebut, sehingga di kemudian hari, Indonesia Raya terus dikumandangkan di berbagai acara resmi.

4. Dikejar-kejar Belanda

Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, Soepratman selalu dikejar-kejar polisi Belanda untuk ditangkap.

Hingga akhirnya ia ditangkap Belanda pada awal Agustus 1938, saat ia menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di suatu tempat di Malang.

Ia sempat dipenjara di Kalisosok, Surabaya, tetapi akhirnya dijadikan tahanan rumah.

5. Tak Pernah Tahu Lagu Gubahannya Menjadi Lagu Kebangsaan

Saat ini, lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan di setiap upacara dan berbagai acara resmi lainnya.

Namun siapa sangka, Soepratman tak pernah tahu jika lagu ciptaannya menjadi lagu kebangsaan.

Ia meninggal pada 17 Agustus 1938, tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka, karena sakit.

Fisikinya semakin lemah, karena dijadikan tahanan rumah oleh Belanda.

Soepratman meninggal pada usia 35 tahun dan belum menikah ataupun mengangkat anak.

6. Alasan Diberi Nama Rudolf

WR Soepratman adalah keturunan Indonesia asli, hanya kakaknya saja yang menikah dengan orang Belanda.

Namun, pada namanya disisipkan kata Rudolf.

Nama tersebut rupanya diberikan oleh kakak iparnya, WM van Eldik, supaya Soepratman bisa bersekolah di Europese Lagere School (ELS), yang hanya menerima orang Eropa dan Belanda. (***)

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Siapa Dibalik Lagu Indonesia Raya Dinyanyikan Saat 17 Agustus, Masa Kecilnya Alami Kekerasan Ayah

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved