Dinkes Kepri Adakan Survei Vektor Place DBD Dan Malaria Di Kota Batam

Demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih ditemukan di Indonesia.

ist
Dinkes Kepri Bersama Jajarannya Melakukan Survei Terkait Survei Vektor Place DBD Dan Malaria Agar Dapat Membatasi Penularan Penyakit Tersebut di Wilayah Kepri 

TRIBUNBATAM.id - Demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih ditemukan di Indonesia.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk  Aedes. 

Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. 

Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue.

Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah.

Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti campak, dan nyeri otot dan persendian.

Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa.

Pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku).

Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.

Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya.

Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius.

Malaria adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Penyakit ini ditularkan melalui melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit dan virus.

Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak di obati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung kepada kematian.

Pengendalian penyakit malaria selain dengan cara pengobatan terhadap penderita, dilakukan pula dengan cara pengendalian vektornya.  

DBD dan malaria memiliki gejala dan dampak yang berbeda pada tubuh. Bahkan, jenis nyamuk yang menyebarkan kedua penyakit tersebut juga berbeda. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, sedangkan malaria ditularkan nyamuk Anopheles betina. Nyamuk Aedes Aegypti memiliki bintik putih pada tubuhnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved