DEMO HONG KONG
Ketahuan, China Gunakan Twitter dan Facebook Demi Lawan Pengunjuk Rasa Hong Kong
Tenyata Pemerintah China juga menggunakan media sosial untuk melawan para pengunjuk rasa di Hong Kong. Begini cara Twitter dan Facebook mengetahuinya.
TRIBUNBATAM.id - Tenyata Pemerintah China juga menggunakan media sosial untuk melawan para pengunjuk rasa di Hong Kong.
Berdasarkan pernyataan dari Twitter dan Facebook, ada kampanye yang dilakukan China demi melawan pengunjuk rasa di Hong Kong menggunakan kedua media sosial itu.
Kedua media sosial ini mendapatkan petunjuk dari user mereka yang menyuarakan perlawanan pengunjuk rasa di Hong Kong.
• Demo Hong Kong Mereda, Tapi Helm, Masker Gas, Payung Hingga Tato Makin Laris-manis. Ada Apa?
• Demo Hong Kong Berakhir, Seruan Mogok Belajar Jadi Cara Baru Melawan Pemerintah
• VIDEO VIRAL - Dua Polisi Hong Kong Terekam CCTV Menganiaya Tahanan di Rumah Sakit
• Trump: Presiden China Perlu Temui Langsung Para Pengunjuk Rasa di Hong Kong
• Demo Pro Hong Kong Dikalahkan oleh Konvoi Mobil Fast and Furious pro-China di Kanada
• Demo Hong Kong Mulai Damai, Bentrok Pindah ke Luar Negeri
"Kami menemukan adanya operasi informasi didukung negara yang berfokus soal pergerakan protes dan seruan mereka akan perubahan politik," ujar Twitter.
Sementara Facebook menyatakan, petunjuk dari Twitter membuat mereka menghapus laman, akun, atau grup yang berasal dari China dan terlibat dalam "perilaku tak autentik terkoordinasi" soal demo Hong Kong.
Dilansir AFP Senin (19/8/2019), microblogging asal California itu mengungkapkan mereka sudah mengetahui dan langsung menghapus 936 akun yang datang dari China.
Twitter diketahui diblokir di China daratan.
Karena itu, banyak dari akun itu menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) yang memberi gambaran menipu dari lokasi pengguna.
"Berdasarkan investigasi yang kami lakukan, kami mempunyai cukup bukti untuk mendukung dugaan bahwa ini adalah operasi yang didukung pemerintah," ujar Twitter.
"Kami mengidentifikasi sejumlah besar akun yang mempunyai perilaku mirip serta terkoordinasi untuk memperkuat yang berkaitan dengan aksi protes di Hong Kong," lanjut Twitter.
Facebook sendiri menyatakan mereka sudah menghapus tiga grup, tujuh laman, dan lima akun dari China yang diyakini bagian dari kampanye untuk melawan demo.
Kepala kebijakan keamanan siber Facebook Nathaniel Gleicher berkata, pelaku menggunakan "taktik menipu" seolah menjadi kantor berita dan mengundang orang ke mereka.
"Secara teratur, mereka mengunggah soal pandangan politik maupun isu yang berkaitan dengan topik soal protes yang tengah terjadi di Hong Kong," ungkap Gleicher.
Ketidakpercayaan dan Kebingungan
Gleicher melanjutkan, meskipun para pelaku berusaha menyembunyikan identitas mereka, namun pihaknya bisa mendapat informasi mereka berhubungan dengan Beijing.