Aktivis Lingkungan Riyanni Djangkaru Tercengang, Instalasi Gabion Jakarta dari Terumbu Karang

Aktivis lingkungan Riyanni Djangkaru temukan fakta instalasi gabion gunakan karang yang dulindungi

Kolase Tribunnews.com Kompas.com
Riyanni Djangkaru kritisi instalasi Gabion yang dianggap langgar Undang-undang 

"Kemudian tiga pilar karena tanah, air, udara untuk penyelarasan lingkungan."

"Di bawahnya kita kasih tanaman sebagai contoh bebas polusi," ungkap Suzi saat dikonfirmasi, Rabu (21/8/2019).

Biaya tiga susunan batu-batu lengkap dengan tanaman yang menghiasi, dikatakan mencapai Rp150 juta.

Pembiayaannya diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI.

"Kurang lebih Rp 150 juta," jelas dia.

Ditanya seberapa kuat instalasi itu bisa bertahan, Suzi mengklaim satu hingga dua tahun.

Namun, pihaknya tak menutup kemungkinan bakal mengganti instalasi itu secara berkala dengan model yang lebih unik lagi.

Alasannya supaya warga Ibu Kota yang melintas, tidak bosan dan mendapatkan suasana lebih baru.

"Kuat, kan dari batu. Tergantung sampai ada yang menggantikan, karena itu sifatnya dekoratif," terang Suzi.

Sebelum pemasangan instalasi bebatuan bernama Gabion ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat memasang anyaman bambu atau biasa disebut getah getih di lokasi yang sama.

Namun, instalasi seharga Rp 550 juta itu kemudian dibongkar karena termakan umur.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati membenarkan instalasi anyaman bambu bernama Getah Getih, telah dibongkar.

Pihaknya membongkar Getah Getih yang dipajang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.

Pembongkaran bambu seharga Rp 550 Juta itu dilakukan pada Rabu (17/7/2019) malam hingga Kamis (18/7/2019) dini hari.

Alasan pembongkaran, kata Suzi, karena anyaman bambu itu sudah mulai keropos.

Ia khawatir anyaman bambu karya seniman Joko Avianto itu ambruk dihantam angin karena tak lagi kokoh.

"Iya, dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca," ujar Suzi saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2019).

"Sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh, khawatir roboh," imbuhnya.

Pantauan Wartakotalive di lokasi, lahan bekas anyaman bambu tersebut kini sudah ditanami berbagai macam tanaman.

Terlihat beberapa petugas dari Dinas Kehutanan mulai melakukan perawatan berbagai macam tanaman.

Ada pula petugas yang terlihat menyirami taman berukuran kecil di atas trotoar tersebut.

"Sementara ditanam border semak, ground cover sambil menunggu instalasi lainnya," kata Suzi.

Video pembongkaran itu viral setelah diunggah di media sosial instagram @jktinfo, Kamis (18/7/2019).

Pada video tersebut terlihat pulahan petugas merobohkan anyaman bambu dengan cara manual.

Mereka mengikatnya dengan tali, lalu ditarik hingga istalasi anyaman bambu itu roboh.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan keindahan seni instalasi bambu yang bercita rasa tinggi.

Hal itu dilakukan untuk menyambut Asian Games 2018.

Berikut ini penuturan Anies Baswedan melalui akun pribadinya di media sosial.

Getah Getih.

Inilah bambu Indonesia.

Ditanam di pedesaan, dirawat dan dipanen oleh petani kecil, dijajakan oleh pedagang mikro.

Kini, membentang di area tanah -salah satu- paling mahal di Republik ini.

Dari imajinasi, kreasi dan lewat tangan terampil anak bangsa, Joko Avianto, bambu murah dari desa ini menjadi karya seni yang tak terupiahkan nilainya.

Keindahan yang menjulang dan membanggakan.

Bentangan dan balutan bambu ini jadi pengirim pesan.

Di tengah deretan beton tinggi yang cakarnya menggenggam tanah ibu kota, hadir karya bambu yang lembut, sederhana tapi kompleks.

Sebuah material trasidisional yang dibalut ilmu, kreativitas dan kemodernan.

Dengan rasa cinta dan kreativitas, bambu yg dianggap tak bernilai menjadi karya seni yang tak ternilai.

Bambu ini membentuk pesona seni yang menggerakkan.

Membahanakan pesan dahsyat tentang bangsa kita.

Pesan tentang kokoh tapi lentur, tegak tapi liat, kecil tapi raksasa, ribuan tapi menyatu, satuan tapi tak terserak.

Itulah kita, bangsa Indonesia tercinta: 262 juta anak bangsa, 400-an suku bangsa, dan bercakap dalam 700-an bahasa.

Sebuah bangsa yang dahsyat!

Di sini, dari gagasan, ribuan bambu ini membentuk sebuah kesatuan dan persatuan.

Dari gagasan, jutaan anak bangsa ini membentuk kesatuan dan persatuan.

Mari kita sambut kembali saudara-saudara se-Asia dengan pesan persatuan, dengan kehangatan Indonesia, dan dengan kebanggaan bernegara.

Jakarta, 15 Agustus 2018

 

Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan instalasi bambu Getah Getih karya seniman Joko Avianto itu pada Kamis 16 Agustus 2018 sore.

Karya yang berasal dari 100 persen bambu ini, dibuat dari 1.600 batang bambu jenis awitali dan betung, dan dibuat selama satu minggu, serta dililit dan dilipat sesuai desain yang diinginkan.

Joko Avianto menciptakan karya seni instalasi yang berjudul 'Getah Getih' yang berarti 'Merah Putih'. Di sekeliling karya instalasinya dihias taman-taman penuh bunga.

"Tentu ajakan ini memberikan tantangan pada saya, untuk membuat karya seni di lingkaran Bundaran HI."

"Bagi seorang pematung, ini jadi kesempatan yang besar bagi saya," kata Joko Avianto.

Anies Baswedan mengatakan, pemasangan instalasi bambu merupakan ciri khas Indonesia.

Dia yakin karya tersebut dapat menarik atlet dan wisatawan Asian Games 2018.

"Saya katakan kepada Pak Joko, bikin kami Indonesia dengan bambu."

"Kami merasa bangga. Prosesnya cukup singkat dan kado karya luar biasa," ungkap Anies Baswedan.

Untuk mendatangkan karya seni ini, Pemrov DKI Jakarta harus merogoh kocek sebesar Rp 550 juta.

"Konsorsium BUMD harganya Rp 550 juta," jelas Anies Baswedan.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Aktivis Lingkungan Riyanni Djangkaru Temukan Fakta Instalasi Gabion dari Terumbu Karang, https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/25/aktivis-lingkungan-riyanni-djangkaru-temukan-fakta-instalasi-gabion-dari-terumbu-karang?page=all.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved