Tabung Oksigen Hilang Misterius di Tiga Pesawat Cathay Pacific, Dicuri untuk Demo Hong Kong?
Perusahaan penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific, mengalami peristiwa yang misterius, yakni hilangnya sejumlah tabung oksigen di tiga pesawat berbeda
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Perusahaan penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific Group, mengalami peristiwa yang misterius, yakni hilangnya sejumlah tabung oksigen di tiga pesawat anak perusahaannya, Cathay Dragon.
Tentu saja hilangnya tabung oksigen ini bukan kebetulan karena terjadi pada tiga pesawat yang berbeda dan waktu berbeda.
Terakhir, tabung oksigen hilang di pesawat Cathay Dragon Airbus A330, terdaftar B-LBI, Jumat pekan lalu, setelah pesawat itu mendarat ke Bali, Indonesia.
Pihak maskapai pun meminta bantuan polisi untuk menyelidiki kasus pencurian tersebut, Selasa (27/8/2019), seperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, Sabtu (31/8/2019).
• Perempuan di Garis Depan Demo Hong Kong, Boneka Beruang, Pemburu Gas Air Mata Hingga Pelecehan
• Demo Hong Kong Rusuh Lagi, Polisi Bubarkan Ribuan Massa dengan Water Cannon
• Kesal Tak Boleh Jual Rumah Untuk Bayar Utang Rp 10 Miliar, Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tiri
Sebelumnya, satu tabung oksigen --dari 13 tabung di pesawat-- ditemukan dalam kondisi kosong saat pesawat jenis Boeing 777 mendarat di Toronto, Kanada, 17 dan 18 Agustus lalu.
Kasus lainnya adalah pesawat tujuan London.
Cathay Dragon mengkonfirmasi tabung-tabung yang biasanya digunakan awak untuk bergerak di sekitar kabin jika terjadi depresurisasi darurat --kehilangan oksigen secara tiba-tiba.
Meskipun keselamatan penerbangan tidak terganggu oleh kosongnya tabung itu, namun kasus ini dianggap sebagai masalah serius.
“Cathay Dragon menanggapi masalah ini dengan sangat serius dan telah meluncurkan penyelidikan internal terhadap masalah ini. Kami juga telah melaporkan masalah ini ke Departemen Penerbangan Sipil Hong Kong dan polisi,” kata seorang juru bicara perusahaan.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa tabung oksigen yang habis segera diisi ulang, namun kehilangan tiga kali berturut-turut adalah hal yang perlu dicurigai," katanya.
Pesawat itu diparkir di apron S101 semalam setelah tiba dari Bali dan menginap di sana sebelum berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia pada keesokan harinya.
Ada 16 tabung oksigen yang disebar di atas pesawat itu dan hanya satu tabung di pintu pertama di sebelah kiri yang hilang.
Kecurigaan awal perusahaan atas tindakan "sabotase" ini nampaknya diarahkan pada awak kabin, kata seorang sumber, dan hingga kini kurang jelas apa motifnya.
Namun, ketika ada tabung yang hilang di lapangan parkir pesawat, kecurigaan kemudian mengarah pada mekanik di bandara.
Ada dugaan pencurian ini berkaitan dengan aksi demo Hong Kong yang sedang berlangsung dalam tiga bulan terakhir.
Insiden terbaru di tempat parkir pesawat, menurut Cathay, kemungkinan pelakunya akrab dengan pesawat, tahu di mana menemukan tabung oksigen dan cara masuk ke pesawat -serta memiliki akses ke area bandara yang luas.
Sumber mengatakan sangat penting untuk mengamankan bukti CCTV di bandara dalam waktu cepat untuk mengidentifikasi pelakunya.
Menghadapi Tekanan Beijing
Cathay Dragon adalah anak perusahaan Cathay Pacific Group yang fokus untuk penerbangan di Asia, termasuk untuk angkutan kargo dari HK Express yang baru diakuisisi maskapai tersebut.
Cathay Pacific mendapat sorotan karena sejumlah stafnya terlibat aktif dalam aksi demo tersebut sehingga otoritas penerbangan.
Perusahaan itu sempat menolak memberi sanksi terhadap karyawannya yang terlibat, namun China kemudian mengancam mencekal Cathay di seluruh bandara China daratan.
Tak punya pilihan, Cathay kemudian memecat lima stafnya dan beberapa lainnya mengundurkan diri.
Karyawan Cathay Pacific Group memang paling aktif dalam aksi pemogokan di Bandara, awal Agustus lalu, bahkan ada seorang pilot yang ditangkap karena ikut demo Hong Kong.
Sejumlah staf Cathay, termasuk Rebecca Sy, pramugari senior dan Ketua Asosiasi Staf Penerbangan Hong Kong Dragon Airlines sebelumnya dituduh mendukung aksi demo Hong Kong setelah postingannya di Facebook.
Rebecca dan beberapa staf lainnya kemudian dipecat sehingga mendapat simpati dari awak penerbangan di Hong Kong, termasuk biro perjalanan di Hong Kong.
Tekanan yang diberikan oleh Beijing memuncak pada pengunduran diri CEO Rupert Hogg dan direktur konsumen Paul Loo Kar-pui.
Perusahaan itu kemudian berubah memberi dukungan publik untuk pemerintah Hong Kong.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari otoritas bandara mapupun kepolisian, termasuk kemungkinan tabung gas itu dicuri untuk kepentingan demo Hong Kong.
Salah satu alasan yang mungkin untuk motif itu adalah, gas oksigen sangat diperlukan untuk pertolongan pertama ketika demonstran menghadapi serangan gas air mata dari kepolisian.
Hanya saja, jika hanya satu tabung yang dicuri, tentu saja tidak akan banyak membantu.
Selain itu, akan lebih mudah mencuri tabung oksigen dari fasilitas medis seperti rumah sakit atau mobil ambulans.
Demi Belum Berakhir
Aksi demo Hong Kong yang memasuki pekan ke-13 memang belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti meskipun polisi tidak memberi izin atas aksi tersebut.
Pada Sabtu (31/8/2019) sore hingga malam, puluhan ribu pendemo berpakaian hitam, lengkap dengan masker anti-gas airmata kembali memadati jalan-jalan di Pulau Hong Kong sejak siang hingga malam ini.
Pada sore hari, terjadi sejumlah bentrokan dan polisi untuk pertama kalinya menggunakan water cannon untuk membubarkan massa setelah "bendera kuning" polisi sebagai tanda peringatan tidak diindahkan.
Bom asap buatan pendemo ini "ditembakkan" dengan raket tenis. Alat yang sama juga digunakan untuk mengembalikan gas air mata polisi.
Saat berita ini diturunkan, para pendemo masih melakukan aksi di sekitar North Point dan di depan supermarket SOGO.

Seluruh CCTV di kawasan itu sudah dirusak oleh pendemo dan di beberapa tempat, mereka membakar sejumlah properti sebagai barikade untuk menghalangi polisi.
Para demonstran bergerak dari Wan Chai dengan jalan kaki menuju Chater Garden dan Admiralty (lokasi kantor perwakilan China serta pusat pemerintahan Hong Kong) dan Causeway Bay, setelah pihak berwenang menutup sejumlah stasiun MRT.
Para pendemo membalas tindakan polisi itu dengan merusak fasilitas stasiun MRT dan mencorat-coret dinding serta alat pembelian kartu MRT otomatis.
Tiga kawasan ini memang titik utama aksi demo yang sudah berlangsung hampir tiga bulan tersebut.
Sehari sebelumnya, polisi melancarkan ancaman keras dengan menangkap sejumlah aktivis pro-demokrasi terkemuka dan tiga anggota parlemen atas dugaan keterlibatan mereka dalam demonstrasi.
• Jelang Demo Hong Kong Besok, Bandara Siapkan Kemungkinan Terburuk, Aktivis Diteror dan Ditangkap
• Jelang Demo Besar-besaran, Polisi Tangkap Sejumlah Pentolan Demonstrasi Hong Kong
Namun pada Sabtu ini, Joshua Wong Chi-fung, salah satu aktor demo yang ditangkapn, terlihat sudah bergabung bersama rekan-rekannya, tanpa masker.
"Saya mendapat pembebasan dengan jaminan dan tidak ada larangan dari polisi untuk mengikuti demo ini," kata Joshua kepada media setempat seperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post.
Joshua juga mengecam pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang bersembunyi di balik polisi dan mengatakan bahwa wanita itu sudah tidak mendapatkan legitimasi lagi dari rakyat Hong Kong.
Para pendemo dalam aksinya tetap mengusung lima tuntutan mereka yang sudah dikemukakan sebelumnya, termasuk penarikan penuh RUU ekstradisi yang kini ditangguhkan.
Aksi massa ini awalnya direncanakan oleh Front Hak Asasi Manusia Sipil Hong Kong, namun tidak mendapat izin dari polisi sehingga mereka menyatakan membatalkan acara tersebut.
Namun, seruan berantai melalui aplikasi perpesanan --terutama Telegram-- sudah kadung menyebar sejak awal pekan ini sehingga gelombang massa tetap melakukan aksinya.
Bentrokan antara pendemo dengan polisi pecah di Pacific Place, tak jauh dari Admiralty, kemudian meluas ke kawasan Harcourt Road.
Polisi juga mengerahkan helikopter, namun para pendemo langsung mengembangkan payung mereka untuk menghindari kemungkinan ada kamera pengintai dari helikopter tersebut.
Menjelang malam, para pendemo mundur ke arah North Point karena polisi terlihat mengerahkan armada tambahan dari Tim Mei Avenue.
Mereka melanjutkan aksi untuk memprotes "keterlibatan triad" yang mereka klaim terlibat dalam serangan terhadap demonstran sebelumnya, termasuk serangan terhadap ketua Front HAM Sipil Hong Kong, Jimmy Sham, Kamis lalu.
Sekitar pukul 19.30 waktu setempat (20.30 WIB), para pendemo membakar kayu-kayu yang diambil dari proyek bangunan terdekat di persimpangan Hennessy Road-Anton Street di Wan Chai.

Api dengan asap hitam terlihat membubung ke udara.
Tak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran langsung tiba di lokasi untuk memadamkan api.