Malaysia Tangkap 12 WN Indonesia Terkait ISIS, Ada yang Kontak Langsung dengan Al-Baghdadi

Satu orang di antaranya pernah berkomunikasi langsung dengan pentolan ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, melalui aplikasi Telegram.

Berita Harian Online
Kepala Divisi Antiterorisme Malaysia Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay 

TRIBUNBATAM.ID, KUALA LUMPUR - Setelah Singapura menangkap tiga PRT asal Indonesia terkait ISIS, kepolisian Malaysia juga menangkap 15 orang yang diduga juga terpapar terorisme.

Dari 15 orang itu, 12 adalah WN Indonesia. Satu orang di antaranya pernah berkomunikasi langsung dengan pentolan ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, melalui aplikasi Telegram.

Dalam operasi dilancarkan sejak 10 Juli lalu hingga Rabu (25/9/2019), polisi ikut menahan dan mengusir seorang wanita warga India berusia 38 tahun yang juga anggota kumpulan Sikh For Justice (SFJ) yang dilarang di India.

Presiden Jokowi Melunak, Petimbangkan Terbitkan Perppu UU KPK yang Direvisi

BREAKINGNEWS - Taksi Online dan Taksi Konvensional Ribut di Bandara Hang Nadim, Begini Kejadiannya

Diduga Terkait ISIS, 3 PRT Asal Indonesia Ditangkap Singapura Punya Pacar Radikal di Jaringan Online

Tersangka itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga sejak 2017, diketahui telah menyalurkan dana ke kelompok tersebut dan sejak saat itu langsung dideportasi ke India.

Kepala Kepolisian Bagian Antiterorisme (E8) di Kantor Bukit Aman, Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan, tersangka warga Indonesia berusia 25 tahun yang ditahan pada 10 Juli lalu, diduga berperan sebagai fasilitator.

“Tersangka adalah individu bertanggung jawab mengurus pemberangkatan pasangan suami isteri bersama tiga anak warga Indonesia yang melakukan serangan bunuh diri terhadap sebuah gereja di Jolo, selatan Filipina, Desember tahun lalu.

Ia juga menyalurkan dana kepada teroris Maute di selatan Filipina.

Kelompok Maute sempat menguasai Kota Marawi di tepi danau Filipina selama lima bulan pada 2017, dan memicu konflik yang menewaskan lebih dari 1.100 orang.

“Tersangka adalah pekerja kebun kelapa sawit di Keningau, Sabah, sejak awal tahun lalu. Dia juga diduga merancang untuk menyertai kelompok teroris di Suriah,” katanya pada jumpa pers, Kamis (26/9/2019), seperti dilansir TribunBatam.id dari Berita Harian Malaysia.

Pihaknya juga menahan dua warga Malaysia berusia 21 dan 26 tahun di Keningau serta Tenom, Sabah, 6 September lalu, yang turut bertindak sebagai fasilitator terhadap serangan di Jolo.

Selain itu, katanya, pasukan E8 melumpuhkan satu sel baru gabungan rakyat Malaysia dengan Indonesia melibatkan 12 individu, termasuk seorang wanita, berusia antara 22 hingga 36 tahun.

 "Penangkapan ini melibatkan seorang pria tempatan dan 11 warga Indonesia, termasuk wanita tersebut".

“Kelompok ini aktif mempromosikan ideologi ISIS dan merekrut anggota baru melalui media sosial, terutama warga Malaysia dan Indonesia.

Mereka juga merancang untuk melakukan serangan di dua negara tersebut, terutama terhadap polisi, setelah berhasil merekrut sebanyak mungkin anggota.

“Kita juga mendapati pria Malaysia itu merancang untuk melakukan serangan terhadap tokoh politik non-Muslim di negara ini dengan alasan menindas serta tidak menghormati ajaran Islam serta Melayu,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved