Breaking News

DEMO HONG KONG

Hong Kong Makin Mencekam, Seorang Siswa tertembak, Polisi Minta Pemerintah Berlakukan Jam Malam

Remaja 18 tahun yang mengalami luka tembak pada dadanya menjadi bahan bakar bagi para demonstran Hong Kong dan berbagai negara yang pro-pendemo

South China Morning Post
Seorang remaja jadi korban tembak saat demo Hong Kong yang berlangsung rusuh, Selasa (1/10/2019), bertepatan dengan peringatan 70 tahun Republik Rakayat China. 

"Para pemrotes menggunakan banyak cara untuk memprotes secara damai tetapi masih tidak mendapat tanggapan yang tepat dari pemerintah. Itu sebabnya kami meningkatkan tindakan. Saya pikir memblokir jalan adalah metode demonstrasi yang lebih damai. ”

Ratusan orang juga berkumpul di luar Millennium Plaza dekat Menara Cosco di Sheung Wan, meneriakkan slogan-slogan dan menyanyikan lagu protes Glory ke Hong Kong.

Seorang bankir berusia 23 tahun, bermarga Poon, mengatakan dia mogok untuk bergabung dengan protes.

"Saya tidak bisa menerima seorang petugas polisi yang mencoba membunuh seorang warga," kata Poon. "Saya berharap pekerja kantor yang tidak bisa turun hari ini tahu bahwa mereka tidak sendirian. Mereka seharusnya tidak takut untuk bergabung dengan protes. "

Penyelenggara meminta para pemrotes untuk membacakan pernyataan, diunggah ke LIHKG, sebuah forum online yang populer di mana para demonstran mendiskusikan strategi protes.

Sementara pihak kepolisian mengklaim bahwa penembakan itu terjadi karena polisi dalam kondisi terdesak.

Sebuah rekaman video yang diposting secara online menunjukkan sekelompok pengunjuk rasa mengejar seorang perwira polisi, menjatuhkannya ke tanah dan memukulinya.

Polisi anti huru hara lainnya bergegas maju dengan revolver dinasnya dan mengacungkan ke arah para demonstran.

Polisi terlihat berkelahi dengan Tsang yang mengayunkan tongkat logamnya ke petugas sehingga petugas kemudian melepaskan tembakan.

Pemuda ini kemudian terhuyung mundur dan jatuh ke polisi anti huru hara lainnya yang sedang diserang.

VIDEO PENEMBAKAN:

Sebuah sumber kepolisian mengatakan bahwa petugas yang melepaskan tembakan mengeluarkan peringatan lisan sebelum menarik pelatuknya, sementara Komisaris Polisi Stephen Lo Wai-chung mengatakan bahwa polisi tidak melanggar prosedur.

Namun, jatuhnya korban ini justru memicu eskalasi yang lebih besar lagi terhadap kepolisian, seperti kasus tertembaknya mata seorang demonstran, bulan lalu.

Para demonstran kemudian melakukan aksi dengan memperban mata mereka dan membuat berbagai pamplet dengan gambar seorang wanita yang terluka matanya sebagai "jualan" demo.

Di Admiralty, kerumunan massa berkumpul di depan markas pemerintah. Seorang siswa mengatakan, ia ingin memberikan dukungannya pada korban tembak tersebut.

"Saya sangat menghargai keberaniannya untuk berperang melawan rezim ini, meskipun saya tidak pernah pergi ke garis depan protes," kata seorang siswa.

Pada pukul 15.20, kerumunan menyanyikan "Glory to Hong Kong" di Admiralty Cente, lagu yang menjadi mars para demonstran sebulan terakhir. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved