DEMO HONG KONG

Hong Kong Makin Mencekam, Seorang Siswa tertembak, Polisi Minta Pemerintah Berlakukan Jam Malam

Remaja 18 tahun yang mengalami luka tembak pada dadanya menjadi bahan bakar bagi para demonstran Hong Kong dan berbagai negara yang pro-pendemo

South China Morning Post
Seorang remaja jadi korban tembak saat demo Hong Kong yang berlangsung rusuh, Selasa (1/10/2019), bertepatan dengan peringatan 70 tahun Republik Rakayat China. 

Mereka meneriakkan tuduhan bahwa polisi melakukan pembantaian terhadap warga Hong Kong.

Mereka kemudian bergerak ke markas polisi sekitar 1 km jauhnya di Wan Chai.

Seorang pengacara berusia 30 tahun bermarga Li dari Shanghai mengatakan, ia terbang ke Hong Kong untuk menyaksikan secara langsung apa yang sedang terjadi.

Menueut dia, sebagian besar rakyat China daratan tidak tahu sepenuhnya apa yang terjadi di Hong Kong karena seluruh media China satu suara.

"Sangat sulit untuk mendapatkan dukungan untuk gerakan di Hong Kong, tetapi saya mendukungnya. ”

Desak Jam Malam

Asosiasi kepolisian Hong Kong mendesak pemerintah untuk mengeluarkan perintah jam malam atau mengadopsi langkah-langkah di bawah undang-undang darurat era kolonial.

Kondisi pasukan saat ini makin terjepit dan lelah akibat meningkatnya kerusuhan sosial yang mencengkeram kota selama hampir empat bulan.

Sehari setelah pengunjukrasa anti-pemerintah radikal merusak perayaan Hari Nasional China dengan amukan keras di seluruh Hong Kong, polisi mengungkapkan pada hari Rabu bahwa mereka telah menembakkan sekitar 1.400 gas air mata, 900 peluru karet, 190 peluru kacang (beanbag), dan 230 butir peluru spons.

Sebagai perbandingan, antara 9 Juni, ketika masalah pertama kali muncul, dan 20 September, petugas menggunakan 3.100 gas air mata, 590 peluru karet, 80 peluru kacang, dan 290 butir peluru spons.

Menurut Asosiasi Polisi Junior, pemimpin kota itu, Carrie Lam Cheng Yuet-ngor, telah gagal menghasilkan atau mengumumkan solusi konkret untuk krisis berbulan-bulan, sementara polisi tidak dapat menghadapinya sendirian.

Ia mengeluarkan pernyataan beberapa jam setelah petugas menembakkan enam peluru dan satu di antaranya mengenai siswa yang merupakan korban pertama peluru polisi Hong Kong sejak demo 8 Juni lalu.

Lam Chi-wai, ketua asosiasi kepolisian yang mewakili 80 persen dari kekuatan polisi muda mengatakan bahwa tidak ada istilah lain selain "kerusuhan" untuk menggambarkan situasi Hong Kong saat ini.

Korban tembak awalnya dilarikan ke Rumah Sakit Princess Margaret dengan cedera paru-paru yang serius, kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Queen Elizabeth.

Demo yang berlangsung rusuh pada 1 Oktober (SCMP).

Setelah operasi mengeluarkan proyektil peluru, siswa itu dilaporkan stabil.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved