BATAM TERKINI

Stunting Bisa Kenai Bayi Sejak Dalam Kandungan, Apa Penyebabnya?

Kasus stunting di Kepulauan Riau mencapai 24 persen dari angka bayi lahir pada 2018. Lantas apa penyebab sunting yang mengakibatkan anak pendek?

TRIBUNBATAM.ID/ROMA ULY SIANTURI
Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat menjelaskan iklan susu kental manis (SKM) sebagai salah satu iklan yang telah sekian abad menyesatkan persepsi masyarakat, Kamis (3/10/2019) 

Sementara pasal 67 butir W memuat larangan berupa pernyataan atau visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi.

Butir X memuat larangan pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di bawah usia 5 (lima) tahun pada susu kental dan analognya.

Sebelumnya, pada 2018 lalu, YAICI bekerjasama dengan Yayasan Peduli Negeri (YPN) Makassar dan Stikes Ibnu Sina Batam melakukan survey tentang Persepsi Masyarakat tentang Susu Kental Manis.

Survey yang dilakukan terhadap 400 kaum ibu di Kelurahan Mandonga, Kec. Mandonga, Kota Kendari dan 300 ibu di Kelurahan Sagulung Kota, Kec. Sagulung, Kota Batam yang memiliki anak usia 7 tahun, menunjukan sebanyak 97% ibu di Kendari dan 78% ibu di Batam memiliki persepsi bahwa susu kental manis adalah susu yang bisa dikonsumsi layaknya minuman susu untuk anak.

SKM memiliki kandungan gula yang tinggi yaitu 20 gram per sekali saji/1 gelas dengan nilai protein 1 gram, lebih rendah dari susu lainnya.

Dalam rangka memberikan edukasi gizi dan cara bijak menggunakan susu kental manis kepada masyarakat, Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia (YAICI), bersama Pengurus Pusat Muslimat NU menjalin kerjasama melaksanakan edukasi bijak mengkonsumsi susu kental manis di sejumlah kota di Indonesia diantaranya Lampung, Surabaya, Semarang, Batam dan Makassar.

Edukasi diadakan dalam bentuk talkshow dan kreasi makanan sehat bergizi.

Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, dr. Erna Yulia Soefihara turut mengimbau agar ibu sebagai pendidik utama di keluarga harus sehat dan juga cerdas. Kesehatan keluarga harus dimulai terlebih dahulu dari ibu yang sehat.

"Ibu juga harus teredukasi tentang gizi agar tidak salah memberi asupan gizi, seperti susu kental manis yang seharusnya adalah topping makanan, jangan sampai diberikan sebagai minuman untuk anak-anak. Tugas kita adalah mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas sehingga bonus demografi dimasa mendatang tidak menjadi beban bagi bangsa kita,”katanya

Erna menambahkan PP Muslimat NU sebagai Organisasi Masyarakat yang sudah punya perwakilan di semua tingkatan. Dari pusat sampai ke grassroot diharapkan bisa menyampaikan pesan-pesan tentang kesehatan ini sampai ke sasaran. (tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved