Jokowi dan PM Singapura Bertemu, Perpanjang Kerja Sama Sampai Tawarkan Proyek Bandara & Kereta

Jokowi bertemu dengan PM Singapura yakni Lee Hsien Loong, banyak hal dibahas tentang kerja sama Singapura dan Indonesia. Ini rangkuman pembahasannya.

Instagram/jokowi
Jokowi dan Lee Hsien Loong. 

TRIBUNBATAM.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bertolak ke negeri tetangga dalam rangka kunjungan kerja ke Singapura pada Selasa, (8/10/2019) lalu.

Adapun selain kunjungan kerja ke Singapura, Jokowi juga bertujuan untuk leaders retreat atau pertemuan tahunan bersama para pemimpin negara lainnya.

Jokowi bertemu dengan PM Singapura Lee Hsien Loong, banyak hal yang dibahas tentang kerja sama Singapura dan Indonesia.

Jual Saham PT Taindo ke Warga Singapura, Tahir Ferdinan Digeruduk Pengusaha di PN Batam

Jokowi Tawarkan Proyek Kereta hingga Bandara ke Singapura

Presiden Joko Widodo menawarkan sejumlah proyek infrastruktur kepada Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, di antaranya proyek kereta api Makassar-Parepare.

Hal ini disampaikan Jokowi saat kedua pemimpin negara bertemu di The Istana, Singapura, pada Selasa (8/10/2019).

"Indonesia menawarkan berbagai peluang kerja sama pendanaan proyek-proyek infrastruktur, di antaranya proyek kereta api Makassar-Parepare dan lapangan udara di Labuan Bajo," kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama, usai pertemuan, seperti dikutip dari siaran pers resmi.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengapresiasi perkembangan dan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai kedua negara dalam Leaders' Retreat tahun lalu.

Perkembangan tersebut antara lain terkait pengembangan kawasan industri Kendal yang menjadi ikon kerja sama kedua negara.

"Kami menyambut baik tindak lanjut kesepakatan Leaders Retreat tahun lalu, antara lain bertambahnya tenants di Kendal Industrial Park, berkembangnya Nongsa Digital Park, dan dukungan Singapore Economic Development Board bagi pembukaan operasi perusahaan Pegatron di Batam," kata Presiden.

Selain di bidang infrastruktur dan industri, kedua negara bersepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan vokasional.

Bentuk kerja sama tersebut antara lain operasionalisasi politeknik Kendal dan kegiatan pelatihan bagi para instruktur serta inisiatif RISING (Republic of Indonesia and Singapore) Fellowship.

Jokowi dan PM Singapura juga menyaksikan penandatanganan dua dokumen kerja sama.

Dua nota kesepahaman itu yakni perjanjian pertukaran data elektronik untuk memfasilitasi dan mengamankan perdagangan serta perjanjian mengenai kerja sama kearsipan.

"Terima kasih Perdana Menteri Lee, mari kita bekerja sama untuk kemakmuran dua negara dan masyarakat kita," kata Presiden.

Para menteri yang mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan ini yakni Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menlu Retno Marsudi, Menkeu Sri Mulyani.

Kemudian, Menhan Ryamizard Ryacudu, Menperin Airlangga Hartarto, Mendag Enggartiasto Lukita, Menristekdikti Mohamad Nasir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong.

PM Singapura kepada Indonesia: Hubungan Bilateral dalam Kondisi Baik

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong berujar, hubungan bilateral dengan Indonesia berada dalam kondisi baik.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah menerima kunjungan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) dalam agenda Leader's Retreat Selasa (8/10/2019).

Dalam konferensi pers gabungan di istana, PM Lee mengatakan hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan kerja sama dengan Presiden Jokowi berlangsung baik.

Dilansir Channel News Asia, Lee menuturkan bagaimana relasi dua negara berjalan positif selama masa jabatan pertama Presiden Jokowi.

" Hubungan bilateral dua negara dalam kondisi baik. Relasi itu dalam, multi-sisi, dan menatap ke depan," ujar PM 67 tahun itu.

Dia mengatakan, Singapura dan Indonesia mencapai banyak hal ketika Presiden Jokowi menjabat. "Saya menatap keberlangsungan positif ini di periode kedua beliau," ujarnya.

Sementara Presiden Jokowi menanggapi dengan mengajak untuk melanjutkan kerja sama untuk kemakmuran Singapura dan Indonesia.

Jokowi berada di Negeri "Singa" selama dua hari sebagai bagian dari Singapore-Indonesia Leader's Retreat, dengan keduanya sudah menjalani untuk kali keempat.

Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, serta delegasi Indonesia yang mencakup menteri dan pejabat.

Sementara PM Lee didampingi Wakil PM sekaligus Menteri Keuangan Heng Swee Keat, Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean, dan pejabat lain.

Acara konferensi pers dilakukan setelah dua negara meneken Nota Kesepahaman (MoU) arsip nasional dua negara, serta perjanjian pertukaran data elektronik untuk memfasilitasi dan mengamankan perdagangan melalui National Single Windows dua negara.

Perjanjian itu menekankan kembali komitmen dua negara dalam mempromosikan lingkungan bisnis yang mulus, tanpa kertas, dan aman bagi perusahaan yang terlibat dalam perdagangan bilateral.

Penandatanganan itu dilakukan Menkeu Singapura Heng Swee Keat dan Menkeu Sri Mulyani, disaksikan oleh Presiden Jokowi dan PM Lee.

Jokowi dan PM Singapura Perpanjang Kerja Sama Bilateral Bank Sentral

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sepakat untuk memperpanjang kerja sama keuangan bilateral antara Bank Indonesia (BI) dan Monetary Authority of Singapore (MAS).

Seperti dikutip dari laman resmi BI, Rabu (9/5/2019), kesepakatan tersebut dilakukan pada saat Leaders Retreat antara Pemerintah RI dan Singapura pada Selasa (8/10/2019) di Singapura.

"Kedua kepala negara mengharapkan agar BI dan MAS dapat segera menindaklanjuti kesepakatan tersebut dan memastikan agar kerja sama keuangan antara BI dan MAS dimaksud dapat diperpanjang 1 tahun ke depan sebelum berakhirnya perjanjian," jelas BI dalam keterangan tertulisnya.

Saat ini kerja sama keuangan yang dimiliki antara BI dan MAS berupa Local Currency Bilateral Swap Arrangement (LCBSA) dan kerja sama Bilateral Repo Line (BRL), yang masing-masing ditandatangani pada tanggal 5 November 2018 dengan masa berlaku 1 tahun.

Dengan demikian, kerja sama LCBSA dan BRL tersebut akan berakhir ?pada tanggal 5 November 2019?.

Kerja sama LCBSA memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang lokal antara kedua bank sentral dengan total nilai mencapai ekuivalen 7 miliar dollar AS (9,5 miliar dollar Singapura atau Rp 100 triliun).

"Sementara itu, kerja sama BRL antara BI dengan MAS senilai 3 miliar dollar AS merupakan kerja sama repo bilateral yang dilakukan dalam rangka memperdalam kerja sama moneter di kawasan," jelas BI.

Kerja sama LCBSA dan BRL antara BI dan MAS tersebut merupakan realisasi dari komitmen kedua kepala negara untuk memperkuat kerja sama keuangan antara Indonesia dan Singapura dalam rangka mendukung stabilitas moneter, dan pendalaman pasar keuangan.

Penguatan kerja sama antarnegara yang terus diperkuat oleh Indonesia diharapkan dapat mendukung ketahanan ekonomi bangsa.

Presiden Jokowi Bertemu PM Lee di Singapura, Bahas Soal Udara Kepri Hingga Nongsa Digital Park

Singapura Bersanding dengan Jepang Jadi Paspor Terkuat di Dunia, Bagaimana Indonesia?

Jokowi ke Singapura Hari Ini (8/10), Begini Rangkaian Agenda Kunjungan Kerjanya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Tawarkan Proyek Kereta hingga Bandara ke Singapura" , "PM Singapura kepada Indonesia: Hubungan Bilateral dalam Kondisi Baik", dan "Jokowi dan PM Singapura Perpanjang Kerja Sama Bilateral Bank Sentral".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved