32 Tahun Tragedi Bintaro, Masinis Slamet Suradio Kenang Tabrakan Maut Kereta
Delapan hari lagi tepat 32 tahun tragedi Bintaro terjadi atau tepanya pada 19 Oktober 2019.Begini pengakuan Slamet Suradio sang masinis
TRIBUNBATAM.id - Delapan hari lagi tepat 32 tahun tragedi Bintaro terjadi atau tepanya pada 19 Oktober 2019.
Tragedi Bintaro pada 19 Oktober 1987, terjadi tabrakan kereta api yang begitu keras, disusul dengan jeritan bersahutan serta darah berceceran.
Musibah ini melibatkan dua kereta api yang bertabrakan, yakni KA 225 jurusan Rangkasbitung-Jakartakota dan KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak.
Saat itu, masinis KA 225, Slamet Suradio berhasil selamat dari tragedi memilukan tersebut.
Slamet Suradio saat itu dituding memberangkatkan sendiri kereta yang dioperasikannya.
Padahal menurutnya, ia hanya mengikuti instruksi dari PPKA (Pemimpin Perjalanan Kereta Api).
"Yang seharusnya saya di Sudimara bersilangan dengan KA 220 dibatalkan oleh PPKA yang sedang dinas," kata Slamet dikutip Grid.ID dari YouTube Kisah Tanah Jawa (11/10/2019).
"Berarti saya nunggu di jalur 3. Karena belum ada perintah berangkat, saya tetap menunggu," lanjutnya.
"Jadi kalau ada orang mengatakan berangkat sendiri itu bohong, apa untungnya saya memberangkatkan kereta sendiri," ungkap lelaki renta itu.
Setelah menunggu beberapa saat, Slamet pun akhirnya memberangkatkan kereta sesuai instruksi.
Beberapa saat perjalanan, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada sinyal apapun yang Slamet terima.
Namun alangkah terkejutnya ia ketika dari arah berlawanan, tampak KA 220 dari stasiun Kebayoran.
Padahal Slamet sudah mengantongi PTP (Pemberitahuan Tentang Persilangan) yang seharusnya situasi sudah aman.
Tanpa pikir panjang, Slamet langsung menarik rem bahaya, namun usahanya sia-sia karena jarak kedua kereta sudah terlalu dekat.
"Saya terus narik rem bahaya, ternyata gagal, tidak bisa berhenti, tetep terjadi tabrakan," papar Slamet.