Usai Dicopot, Eks Dandim Kendari Kolonel Hendi Diminta Jadi Calon Bupati, Netizen: Maju Pak!

Bagai mendapatkan durian runtuh, para warganet menyarangkan supaya Hendi Suhendi bisa menjabat jadi kepala pemerintahan di salah satu kabupaten di Jaw

(ANTARA FOTO/JOJON)
Kolonel Kav Hendi Suhendi (kiri) menjabat tangan Komandan Kodim 1417 Kendari Kolonel Inf Alamsyah usai upacara serah terima jabatan di Aula Tamalaki Korem 143 Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/10/2019). Upacara sertijab tersebut dipimpin langsung Komandan Korem 143 Haluoleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto dan dihadiri Panglima Komando Daera 

"Secara doi asli orang sana, gw siap jadi buzzernya dech, hapal dari ujung ke ujung klo kerawang! :-) Setuju RT atau Like Banget RT dan Like," tulis akun @R4jaPurwa.

Raja Purwa@R4jaPurwa
 
 

Polling Malam Bray!

Siapa yang setuju Kolonel Hendi Suhendi kita promosiin jadi calon BUPATI KERAWANG? 

Secara doi asli orang sana, gw siap jadi buzzernya dech, hapal dari ujung ke ujung klo kerawang! :-)

Setuju </p>
<p class= KSAD Andika Perkasa Copot Dandim Kendari

TRIBUNBATAM.id - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berikan pesan ke anggota TNI pasca peristiwa Kolonel (Kav) Hendi Suhendi dicopot dari jabatan Dandim Kendari.

Kolonel Hendi Suhendi dicopot dari jabatan Dandim Kendari karena istrinya Irma Nasution 'nyinyir' di media sosial terkait penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto.

KSAD Andika Perkasa mencopot Kolonel (Kav) Hendi Suhendi dan menahannya selama 14 hari.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai wajar jika ada anggota TNI yang diberi sanksi pencopotan lantaran istrinya nyinyir di media sosial terkait penusukan terhadap Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di media sosial.

 Eks Danjen Kopassus Seangkatan Wiranto Bereaksi Soal Pencopotan Kolonel Hendi, Beri Pesan Ini

Menhan menilai hal itu merupakan hal yang harus ditanggung oleh prajurit.

"Itu kan risiko," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Ryamizard menilai, anggota TNI sudah seharusnya bisa mengontrol perbuatan keluarganya, seperti istri dan anak.

Ia menilai, suatu bentuk pelanggaran jika sampai keluarga anggota TNI justru tidak bersimpati dengan penyerangan terhadap Wiranto.

Padahal penyerangan itu diduga dilakukan oleh orang yang terafiliasi dengan jaringan ISIS.

"Itu kan risiko, artinya dia tidak bisa mengendalikan istrinya. Istri itu kan harus dinasihati segala macam," kata Ryamizard.

Ryamizard juga menegaskan bahwa ketetuan yang mengatur pencopotan anggota TNI karena ulah istrinya ini sudah diatur dalam disipilin tentara.

Namun, ia tidak menjelaskan secara detail aturan yang dimaksud.

"Ada aturan disiplin tentara, kemudian di situ ada kode etik. Ada semuanya, bukan enggak ada. Semua ada aturan," kata dia.

Diberitakan, ada tiga istri anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengunggah konten negatif terkait penusukan terhadap Wiranto.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved