LIPUTAN KHUSUS

Pedagang Eks Pasar Induk Jodoh Tolak Direlokasi, Disperindag Masih Upayakan Nego

Menanggapi keluhan PKL Pasar Induk Jodoh yang ditertibkan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Gustian Riau

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM/ROMA ULY SIANTURI
Kadisperindag Kota Batam Gustian Riau. 

Beda dengan pemerintah, semuanya bisa dinegosiasikan bersama-sama karena pemerintah prinsipnya tak mungkin mengambil untung.

Pedagang lainnya, Manasi Ginting, juga belum bisa berjualan lagi seperti biasanya karena belum memiliki tempat yang baru.

Dirinya sudah bertanya kepada pihak swasta yang mengelola kios relokasi, sesuai arahan Pemko Batam.

Ia diminta biaya masuk Rp 10 juta sekaligus sewa tempat sebesar Rp 1 juta per bulan.

Alhasil, ia terpaksa balik kanan setelah mendengar biaya yang begitu besar. Kami rakyat kecil ini tak ada uang pindah ke sana. Terpaksa harus cari tempat yang kita sanggup," sesalnya.

Kini, para pedagang masih sibuk mencari tempat baru untuk berdagang bahkan di luar kawasan pasar induk yang selama ini dijadikan tempat berdagang sekaligus tempat tinggal.

Saat ini, sebagian barang-barang mereka masih menumpuk di lahan kosong sembari mencari tempat baru.

"Udah hancur semua, mau kemana lagi? Kebetulan aku tinggal di Pasar Induk ini jadi semua alat rumah tangga kami juga harus dipindahkan,” kata seorang pedagang, Johny Sembiring.(rus/dna/blt)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved