Viral Foto Bilik Asmara Untuk Pengungsi Ambon, Dirasa Penting Agar Pengungsi Tidak Semakin Stres

Sebagai pengungsi, mereka juga berharap adanya sebuah Bilik Asmara. Harapan tersebut disampaikan agar para pengungsi bisa menyalurkan hasratnya diten

Editor: Eko Setiawan
siakapkeli
Bilik Mesra 

Dengan dibangunnya bilik mesra ini para pengungsi tidak perlu kembali ke rumah hanya untuk menunaikan kewajiban batiniahnya.

Keberadaan 'Bilik Mesra' itu terlihat dari postingan video salah seorang relawan yang diunggah oleh akun pantau.com di channel youtube, pada 31 Agutus 2018.

Video yang diunggah tersebut diketahui telah dilihat sebanyak 90 views dan 416 subscribe.

Dari video tersebut sang relawan menjelaskan 'Bilik mesra' ini dibangun di Dusun Rampek, Darussalam, Lombok Utara dengan menggunakan tenda berukuran kecil.

Tenda tersebut dihiasi aneka grafiti kasih sayang bergambar Jantung hati dan tulisan You and Me yang berarti “Kau dan Aku” cieeee…

“Bilik mesra ini dibuat untuk mengakomodir kebutuhan primer suami istri yang tidak memiliki tempat untuk melakukan hubungan,” kata Relawan di video tersebut.

 Simak videonya:

Cara pengungsi Ambon lampiaskan hasrat seksual

Berbagai persoalan hidup kerap muncul dan menjadi cerita tersendiri bagi para pengungsi korban gempa Maluku yang sudah lebih dari sebulan lamanya menetap di sejumlah lokasi pengungsian.

Menjalani kehidupan yang serba sulit di tenda-tenda darurat dalam situasi yang sangat memprihatinkan dan jauh dari kondisi normal pun akhirnya harus dijalani dengan sabar oleh para pengungsi meski dirasa sangatlah berat.

Tak hanya soal urusan kebutuhan makan minum, kesehatan dan tempat tinggal di tenda pengungsian yang lebih layak, para pengungsi korban gempa Maluku, khususnya bagi mereka yang telah menikah, kini mulai dihadapkan dengan masalah lain yang dirasa sangat penting yakni, soal kebutuhan batin.

Sejumlah pengungsi yang ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, mengaku lebih dari sebulan lamanya mereka harus menahan hasrat bercinta lantaran situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan di lokasi pengungsian.

“Untuk urusan itu kita hanya bisa menahan saja, bisa lihat sendiri di dalam tenda itu kita tidak tidur sendiri, ada orang tua ada anak-anak dan keponakan jadi mau peluk saja tidak bisa,” kata Firda sambil tersenyum kepada Kompas.com saat ditemui, Rabu (13/11/2019).

Firda mengakui ada sebagian pengungsi yang rumahnya tidak rusak bisa memanfaatkan waktu luang untuk memenuhi kebutuhan seksual.

Namun bagi mereka yang rumahnya rusak, hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved