PILGUB KEPRI
Calon Terkuat Pilkada Kepri,Ini Kata Pengamat Politik Soal Peluang Rudi, Soerya, Ansar dan Ismeth
Sejumlah nama besar digadang-gadang akan bertarung pada pilgub Kepri tahun depan. Ini prediksi pengamat politik Bismar Arianto soal peluang calon
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Suhu perpolitikan pada bursa Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Provinsi Kepri sedang menghangat.
Sejumlah nama besar digadang-gadang akan bertarung pada pemilihan Gubernur Kepri tahun depan. Sebut saja mantan Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo, mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah, Wali Kota Batam HM Rudi, mantan Bupati Bintan Ansar Ahmad dan sejumlah nama lain.
Namun, menurut pengamat politik Bismar Arianto. Msi setidaknya ada tiga nama yang berpotensi maju.
Untuk saat ini, nama Soerya Respationo-Isdianto dipediksi bakal satu paket.
"Tapi namanya politik itu pasti dinamis. Bisa saja terjadi perubahan di tengah perjalanan dan bisa jadi sepaket sesuai dengan informasi yang beredar saat ini," kata pria yang sehari-harinya sebagai Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) saat dimintai pendapat, Selasa (19/11/2019).
• Ini Nama Nama Kader Golkar yang Daftar di Pilkada Kepri, Kabupaten dan Kota
Nama HM Rudi juga punya peluang besar. Bahkan menurutnya, posisi Rudi sebagai Wali Kota Batam sekaligus sebagai Ex officio BP Batam sangat diuntungkan.
Nilai tawar HM Rudi menurutnya jauh melampaui dari beberapa nama besar, baik diamati dari banyak massa juga posisi kepemimpinan secara kepartaian.
Kini, HM Rudi juga merupakan Sekretaris DPW Partai NasDem Kepri
"Memang, Rudi masih punya nilai posisi tawar yang tinggi. Dibandingkan beberapa bakal calon lainnya.
Kalau kita baca, barometer jumlah pemilih terbesar di Kepri adalah Batam. Kapabilitas dan hubungan secara emosional pak Rudi diuntungkan dari Batam.
• PILKADA BATAM 2020 - Ruslan Berdoa di Kabah: Jika Bukan Lukita, Saya Clossing
Jika ditambah lumbung dukungan dari enam kabupaten/kota lainnya berpotensi sekali menurut kami," tambahnya.
Tak hanya itu, secara kepartaian jika berlaga di Kepri tambahnya, harus dilihat beberapa aspek. Termasuk poros kepartaian.
Ada tiga poros partai besar saat ini di Kepri. Pertama partai PDI-Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Ketiga partai ini menurutnya, sebagai penentu poros pertarungan pilkada Kepri 2020 mendatang.
Masih dengan Bismar, menurutnya, Rudi sangat berpotensi diuntungkan. Baik posisi sebagai Kepri satu maupun sebagai Kepri dua. Sementara Soerya Respationo juga tidak dikesampingkan kapabilitasnya.
Bismar mengatakan, bukan rahasia umum lagi jika pertarungan setiap pilkada di daerah manapun, poros dukungan kesukuan pasti ada.
• Calon Terkuat Pilgub Kepri, Persaingan Ismeth Abdullah, Soerya, Rudi dan Ansar Ahmad
"Nah, kalau benar sepaket dengan pak Isdianto itu bisa saja. Saya mau katakan bahwa, dukungan masyarakat bukan dilihat dari poros partai saja.
Tetapi kesukuan dalam pilkada mana pun di Indonesia kerap menjadi ukuran. Begitu juga kami sebagai masyarakat yang melihat peta perpolitikan ini," ujarnya.
Kemudian, sosok Ismeth Abdullah secara kapabilitas sudah tak diragukan lagi. Berkat kepemimpinannya di BP Batam dilanjutkan dengan Gubernur Kepri satu periode, juga tak bisa dikesampingkan.
Hanya saja persoalannya menurut Bismar, secara kepartaian Ismeth Abdullah tidak diuntungkan seperti Rudi dan Soerya Respationo.
Berdasarkan pengamatan keilmuan, jika terjadi poros Ismeth Abdullah-HM Rudi maka pasti sangat diuntungkan.
• Jadi Penantang Lukita dan Amsakar Achmad di Pilwako Batam, Ini Visi Misi Surya Makmur Nasution
"Sebaliknya, jika HM Rudi-Ismeth Abdullah sangat diuntungkan. Tapi hal ini tak mungkin terjadi.
Sebab ada regulasi yang mengatur tentang posisi pak Ismeth sebelumnya.
Karena sudah pernah gubernur tentu tidak bisa menjadi wakil. Pak Ismeth menurut kami juga sampai saat ini belum kami lihat partai yang secara langsung menyatakan dukungan," katanya.
Sosok Ansar Ahmad juga tak bisa diragukan lagi. Ia membaca, dari perspektif amatan perpolitikan, Ansar Ahmad yang sudah menduduki jabatan anggota DPR RI 2019-2024 saat ini juga mempunyai nilai tawar yang mumpuni.
"Apakah terjadi HM Rudi-Syahrul? Atau HM Rudi-Ahmad? Menurut kami bisa saja. Namanya politik dinamis.
• Fadli Zon Mengaku Punya Dokumen Bukti Status Soekarno di Muhammadiyah, Ternyata Ini Jabatannya
Yang pastinya, kacamata kami, posisi pak Rudi untuk saat ini masih memiliki nilai tawar yang tinggi," kata dia.
Sekadar informasi, pilkada serentak akan diselenggarakan kembali pada tahun 2020 mendatang. Ada 270 daerah yang akan mengikuti pilkada serentak ini.
Pilkada serentak 2020 merupakan pilkada serentak gelombang keempat yang dilakukan untuk kepala daerah hasil pemilihan Desember 2015.
Ke-270 daerah itu rinciannya adalah 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Pilkada serentak 2020 seharusnya diikuti 269 daerah, namun menjadi 270 karena Pilkada Kota Makassar diulang pelaksanaannya.
(Tribunbatam.id/leo halawa)