BATAM TERKINI
Gas 3 Kg Menghilang, Lukita Dinarsyah Tuwo: Harus Ada Solusi Atasi Kelangkaan Gas Melon di Batam
Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelangkaan elpiji melon di Batam.
Gas 3 Kg Menghilang di Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo: Gunakan Sesuai Haknya
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Belakangan ini, warga Batam di sejumlah wilayah menjerit karena mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.
Kalaupun ada, harganya jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
Di Kecamatan Sagulung dan Batuaji misalnya, harga jual elpiji melon di tingkat pengecer menyentuh Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu.
Seperti diketahui, tabung gas elpiji 3 kilogram merupakan barang subsidi.
Mereka yang berhak menerima adalah orang tidak mampu dan industri kecil.
Namun pada kenyataannya, tidak jarang ada orang yang mampu namun tetap menggunakan elpiji melon untuk kepentingan rumah tangga. Dampaknya, kelangkaan tak bisa terelakkan.
• Gas 3 Kg Menghilang di Batam, Kapolresta Barelang: Kita Pasti Lakukan Pengawasan
Bakal Calon Wali Kota Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelangkaan elpiji melon dan mengantisipasi hal serupa terjadi di kemudian hari.
Pertama, sebut mantan Kepala BP Batam itu, adalah mengevaluasi sistem penyaluran sehingga benar-benar tepat sasaran.
“Sosialisasikan pada masyarakat agar menggunakan elpiji sesuai haknya. Yang mampu, tentunya jangan beli barang subsidi. Sementara mereka yang berhak menerima, jika melihat ada warga mampu beli elpiji melon, juga harus berani melaporkan,” kata Lukita, Selasa (19/11/2019).
Selain itu, juga menggelar operasi pasar.
Apa yang dilakukan Pemkot Batam dan Pertamina yang menggelar operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan elpiji melon patut diapresiasi.
Namun hal itu hanya bersifat sementara dan solusi jangka pendek.
Jika masih ada warga mampu yang beli elpiji melon, kemungkinan besar kelangkan bahan bakar subsidi itu juga akan terjadi lagi.
Solusi lainnya, adalah pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga.
• Warga Batam Protes Beli Gas 3 Kg saat Operasi Pasar Harus Pakai KTP dan KK
Saat ini, lebih dari 4.800 warga Batam yang menikmati sambungan jargas rumah tangga.
Mereka tak pernah lagi khawatir kehabisan bahan bakar memasak apalagi mengalami kelangkaan.
Tahun depan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berencana membangun 5.000 sambungan jargas rumah tangga di Batam.
Namun menurut Lukita, angka itu terlalu kecil.
Alasannya, sebut dia, warga Batam yang telah mendaftarkan diri untuk bisa menikmati gas bumi untuk rumah tangga mencapai 18 ribu orang.
Menyiasatinya, Pemerintah Kota Batam harus memperjuangkan agar membangun jaringan gas rumah tangga bersama PGN.
Tentu hal itu tidak serta merta terwujud karena jelas butuh waktu untuk membangun infrastrukturnya.
• CATAT! Jika Kesulitan Dapat Gas 3 Kg di Batam, Adukan ke 2 Nomor Media Centre Ini
Namun setidaknya, masyarakat Batam punya harapan berupa solusi jelas untuk masalah kelangkaan elpiji melon yang kerap terjadi.
Pemerintah Kota dan PGN harus berjuang bersama.
Dari sisi Pemkot, memberi kemudahan perizinan dan penyediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur.
Terkait lahan di Batam, cukup mudah.
Hal itu dikarenakan penguasaan lahan ada di BP Batam.
“Yang penting proaktif dan katakan jika Batam siap membangun lebih. Tidak hanya 5.000 jaringan gas rumah tangga tahun depan,” terang mantan Wamen Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Bappenas di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II itu.
Di sisi lain, agar semua masyarakat memahami, pembangunan juga harus transparan dan clear.
Misalnya, sambung Lukita, di 2020 pembangunan akan dilakukan di titik mana dan berapa jumlahnya.
Pun halnya di tahun-tahun berikutnya. Dengan demikian, masyarakat Batam punya harapan dan bisa melakukan pemantauan.
“Jika pembangunannya melenceng, masyarakat bisa mengadukannya. Jadi menurut saya, harus disiapkan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi persoalan kelangkaan elpiji melon. Namun berbarengan dengan itu masyarakat juga dipahamkan solusi jangka panjang tidak bisa dilakukan semudah membalik telapak tangan. Ada proses yang harus dilalui,” ujar dia. (tribunbatam.id/ichwan nur fadillah)