BATAM TERKINI
Ada 7 Siswi SMP Batam Dicabuli Guru Konseling, Baru Satu Orangtua yang Lapor ke Polisi
Seorang guru di Sagulung Batam mengaku telah mencabuli 7 siswi SMP di tempatnya bekerja. Namun, dari 7 korban, baru satu yang lapor polisi.
Ada 7 Siswi SMP Batam Dicabuli Guru Konseling, Baru Satu Orangtua yang Lapor ke Polisi
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ronaldo Andreas alias Andersen Hutapea, oknum guru cabul di Sagulung yang membawa kabur CC (14) mengaku telah mencabuli 7 siswi SMP di sekolah tempatnya bekerja.
Namun, dari 7 siswi yang dia cabuli, baru satu orangtua saja yang melaporkan ke Polisi.
Yakni orangtua CC (14) pelajar SMP yang dibawa kabur tersangka hingga ke Dumai, Riau setelah sebelumnya dia cabuli dan melakukan hubungan layaknya suami istri.
Kanitreskrim Polsek Sagulung Iptu Rifi Sihotang mengungkapkan, Sabtu (23/11/2019) lalu, orangtua CC membuat laporan ke Polsek Sagulung karena anak meninggalkan rumah.
Sejak keluar rumah Jumat (22/11/2019) pukul 06.30 WIB, CC tidak juga kunjung kembali ke rumah.
"Setelah mendapat laporan dari orangtuanya, kita langsung melakukan penyidikan. Kita dapat informasi bahwa CC berangkat bersama oknum guru nya," kata Rifi.
• DERETAN Fakta Guru Konseling Cabuli 7 Siswi SMP di Batam, Direkam Video hingga Dibawa Kabur
Dia juga menjelaskan, saat mereka mendapat informasi bahwa CC berangkat bersama Andersen Hutapea menyeberang ke arah Dumai, tim dari Polsek Sagulung langsung bergerak cepat.
"Jadi Minggu (24/11/2019) sore hari tim kita sampai Dumai. Sampai Dumai, kita dapat informasi pelaku dan CC masih berada di penginapan. Jadi mereka kita amankan sedang asyik tidur di dalam kamar penginapan," kata Rifi.
• 7 Siswi SMP di Batam Dicabuli Guru Konseling, Ini Kata Kapolsek Sagulung
Setelah diamankan, pelaku dibawa ke Batam, bersama korbannya.
"Jadi pelakunya kita giring ke Batam untuk upaya penyidikan lebih lanjut," kata Rifi.
Sebagai barang bukti, polisi mengamankan satu stel seragam pramuka dan juga video yang direkam sendiri oleh pelaku saat melakukan aksi bejat.
Dari keterangan pelaku, aksi bejatnya sudah dilakukan sebanyak enam kali, layaknya hubungan suami istri.
Aksi bejat pertamanya dilakukan di ruang laboratorium sekolah.
"Pelaku juga mengakui ada tujuh murid lain yang menjadi korbannya. Tetapi hal itu masih kita kembangkan," kata Rifi.