BINTAN TERKINI
Ini Komentar Kadisdik Bintan Terkait Wacana Penghapusan UN oleh Kemendikbud
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tamsir mengaku belum menerima surat edaran resmi dari Kemendikbud RI perihal penghapusan Ujian Nasional itu.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Septyan Mulia Rohman
Guru penggerak menurutnya bisa dijadikan gerakan di masing-masing sekolah.
“Guru penggerak ini beda dari yang lain dan saya yakin di semua unit pendidikan, baik di sekolah maupun di universitas ada paling tidak minimal satu guru penggerak,” ujarnya.
Nadiem menyebutkan guru penggerak berbeda dengan guru-guru lainnya.
Guru penggerak baginya adalah guru yang mengutamakan murid-murid lebih dari apapun bahkan dari karir guru itu sendiri.
Keutamaan itu juga berlaku untuk murid dan pembelajaran murid.
“Dan karena itu dia akan mengambil tindakan tindakan tanpa disuruh tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi muridnya,” tambah Nadiem.
Ia mencontohkan tentang orangtua penggerak yang memiliki tujuan yang sama dengan guru penggerak. Tujuannya yaitu semua yang terbaik untuk anak.
“Ini (yang terbaik untuk anak) yang harus ditekankan bagaimana pemerintah itu bisa membantu memerdekakan si guru-guru penggerak ini untuk melakukan berbagai macam inovasi,” tambah Nadiem.
Semua pihak diminta untuk menyadari peran guru penggerak. Adanya guru penggerak bukan sesuatu yang bisa hadir secara cepat dan langsung.
“Kita membantu mereka kedua dari sistem regulasi dan birokrasi harus dibantu,” tambah Nadiem.
Ia berharap guru penggerak bisa hadir minimal satu orang di setiap sekolah.
Dalam lima tahun, ia berharap ada guru-guru penggerak minimal di 250.000 sampai 300.000 sekolah.
Menurut Nadiem, inovasi tak selalu harus sukses tak terkecuali di bidang pendidikan. Kunci sukses inovasi memerlukan percobaan dan eksperimen.
“Tapi terus mencoba agar mengetahui apa yang pas untuk sekolah dan lingkungan kita,” tambahnya.
Menyongsong pendidikan 4.0