Cara Unik Soeharto Saat Garuda Bangkrut 7 Tahun, 1 Orang Disuruh Selamatkan, Mafia 'Dibabat'
Pernah terjadi saat Garuda Indonesia nyaris dilanda kebangkrutan di era pemerintahan Soeharto.
Mereka mempunyai pandangan yang sama, namun ada usulan untuk tidak mengganti dirutnya.
Hal ini lantaran dirut Garuda Indonesia saat itu adalah mantan ajudan Soeharto yang baru saja ditempatkan di sana.
Konon tidak ada yang bisa menggeser mantan ajudan yang ditugaskan Soeharto di suatu tempat.
Namun situasinya saat itu mengharuskan Tanri Abeng untuk memilih seorang praktisi yang kompeten dan disukai pasar.
Ia memutuskan mengambil risiko itu.
Terus terang Tanri Abeng merasa gugup pada pertemuan empat mata ketiga dengan Soeharto, tetapi ini harus cepat.
Tanri Abeng kemudian kemukakan usulan pembenahan Garuda Indonesia selengkapnya kepada Soeharto.
Soeharto mendengarkan, kemudian ia tersenyum dan mengatakan, “Mengapa hanya dirutnya? Diganti seluruh direksi, di situ sudah lama ada mafia.”
Hari itu juga Soeharto menyetujui penggantian Dirut Garuda Indonesia beserta jajaran direksinya.
Langkah tegas Soeharto juga tampak saat ia melakukan pembenahan di BUMN lain yakni Pertamina.
Soeharto pernah mengambil sejumlah langkah tegas saat Pertamina sedang mengalami krisis keuangan.
Dilansir dari buku "Pak Harto The Untold Stories", terbitan Gramedia, Soeharto bahkan membatalkan pembelian pesawat kepresidenan.
Langkah tegas Seoharto saat menghadapi krisis keuangan di Pertamina ini diceritakan oleh mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), JB Sumarlin.
JB Sumarlin menceritakan peristiwa itu terjadi pada 1975.
Saat itu, Pertamina sedang mengalami krisis keuangan.
Bahkan, krisis tersebut disebutnya bisa membangkrutkan negara.
Oleh karena itu, Soeharto pun menugaskan JB Sumarlin untuk menyelesaikan masalah itu.