Awas! 1 Warga Tewas, Virus Wuhan Hantui Liburan Imlek di Asia, Bandara Singapura Siaga
Si penumpang dilaporkan sempat transit di Bandara Changi, Singapura. Berpaspor RRC, dia ditemukan dalam kondisi flu, dan kelainan di pernafasan
1 Warga Tewas, Virus Wuhan dari China Hantui Libur Imlek di Asia, Bandara Singapura Siaga
BATAM, TRIBUN-BATAM.id — Liburan Imlek di China daratan, pertengahan Januari hingga Februari 2020 dihantui penyebaran jenis virus baru yang mematikan.
Hingga pertengahan Januari ini, penangkal virus ini belum ditemukan.
Karena korban pertema kali ditemukan di Wuhan, virus ini populer dengan nama daerah di provinsi Hubei, China daratan ini.
Hingga awal pekan ini, virus corona jenis pneumonia ini dilaporkan sudah menewasan satu orang, dan menghinggapi 41 warga di Wuhan.

Situs berita The Strait Time, melaporkan awal Januari lalu, kementerian kesehatan Singapura sudah siaga.
Sudah dua traveler asal Wuhan yang masuk ruang isolasi dan karantina kesehatan bandara.
Pemeriksaan terakhir, 11 Januari 2020 lalu. Dari penumpang lelaki bersuai 26 tahun, ditemukan hasilnya negatif.
Dari hasil investigasi epidemiologis, pemeriksaan klinis dan hasil tes laboratorium, ditemukan kedua traveler yang berniat liran Imlek ini, dipastikan tidak terkait dengan cluster pneumonia dari Wuhan.
Bahkan, hingga Selasa (14/1/2020) Reuters melaporkan, virus ini sudah sampai ke Thailand.
Virus ini dibawah seorang wisatawan muda yang masuk ke Bandara Suvarnabumi, Bangkok dalam penerbangan sipil, Kamis (8/1/2020) lalu.
Si penumpang dilaporkan, juga sudah transit di Bandara Changi, Singapura.
Wanita berpaspor RRC ini ditemukan dalam kondisi flu, dan merasakan kelainan di saluran pernafasan.
Dari rekaman CCTV yang dilansir pemerintah Thailand, warga yang terpapar ini dinyatakan positif.
Sementara 14 lainnya, juga dilaporkan terserang virus flu jenis lain, dalam level menengah.
Setelah pengujian sampel darah, ke-14 penumpang ini dirawat di ruang karantina kesehatan bandara, dan disarankan untuk kembali ke China dan tidak melanjutkan liburan di Thailand.
Ototitas karantina dan kesehatan di Bandara Narita Jepang, juga dilaporkan siaga, setelah kapal yang ditumpangi turis
Media China melaporkan, pejabat di Wuhan melaporkan seorang pria berusia 61 tahun meninggal 9 Januari lalu.
Dari hasil penujian laboraturium kesehatan, pola penyebaran virus ini menyerepui SARS, MARS, atau flu burung, yang awalnya ditemukan di hewan dan binatang peliharaan.
Sejak secara resmi menghubungkan virus corona baru dengan wabah, pejabat di Wuhan telah mengkonfirmasi 41 kasus pneumonia.
• PENEMUAN MAYAT DI BATAM - Terungkap Identitas Kerangka yang Ditemukan di Warung Panti Melur Galang
Dari mereka, 6 masuk kategori parah, dan 7 kasus telah dirawat jalan.
Dari keterangan terpisah para korban, virus ini mulai menyebar dari pasar seafood di Pusat Kota Wuhan.
Dari 41 kasus, para korban ini bekerja di pasar seafood itu.
Oleh pemerintah Hubei, pasar itu, sudah ditutup untuk sementara, untuk menunggu sterilisasi, hingga akhir bulan Januari 2020 ini.
Dari kalkulasi kesehatan publik, kasus ini dilaporkan turun dari 59 kasus wabah yang dilaporkan awal pekan lalu.
Karena menyebar melalui saluran pernafasan, sejauh ini virus Wuhan dikategorikan masih ‘kerabat’ virus SARS, yang menewaskan ratusan warga di Asia tahun 2003 dan 2005 lalu.
Situs berita ternama China, Xinhua News Agency melaporkan, kesimpulan bahaya virus ini melansir hasil uji laboraturium pakar kesehatan China, Xu Jianguo.
Kini sejumlah otiritas penylenggara transportasi publik di China, meminta semua penumpang untuk diperiksa.
Instruksi ini diumumkan kementerian kesehatan China.
David Hui Shu-cheong, seorang profesor di Universitas Cina Hong Kong, seperti silansir South China Morning Post, menyebut kadar ‘efek kematian’ dari virus ini hanya 10% dibandingkan virus SARS yang mencapai 25%.
"Untuk penyakit baru, hanya kurang dari 10% pasien dalam kondisi kritis, dibandingkan dengan 25% untuk SARS.".