BATAM TERKINI
Kerjasama Diputus Oleh BP Batam, ATB Pertanyakan Soal Hak dan Kewajiban
Head of Corporate Secretary ATB, Maria Y Jacobus meminta BP Batam membuka ruang diskusi terkait hak dan kewajiban keduanya setelah putus kontrak.
Kerjasama Diputus Oleh BP Batam, ATB Pertanyakan Soal Hak dan Kewajiban
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala BP Batam, HM Rudi akhirnya mengumumkan bakal berakhirnya kerjasama antara BP Batam dengan PT Adhya Tirta Batam (ATB) yang selama ini mengelola air bersih di Batam.
Hal itu setelah BP Batam tak lagi menyambung kontrak dengan PT Adhya Tirta Batam (ATB) setelah konsesi air berakhir.
Head of Corporate Secretary ATB, Maria Y Jacobus mengatakan, hal itu sebagai hal yang wajar. Karena kontrak memang ada tanggal mulai dan akhir.
Hanya saja, Maria menyayangkan sikap Badan Pengusahaan (BP) Batam yang belum juga memberikan perhatian terkait proses pengakhiran itu, baik dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.
"Baik hak dan kewajiban BP maupun ATB. Ini yang kami tunggu sebenarnya dalam kelanjutan dalam pembahasan pelaksanaan hak dan kewajiban," ujar Maria di Kantor ATB Lantai 7, Jumat (24/1/2020).
Maria melanjutkan, hal yang perlu didiskusikan misalnya nilai investasi yang akan dikembalikan.
Belum tentu nilai yang dikembalikan prespektif dari pihak yang memberi kontrak dan dikontrak.
"Tetapi ada diperjanjian konsesi yang sudah diatur nilai investasi yang dikembalikan. Tentu BP Batam juga harus melakukan verifikasi, perhitungan ulang dan begitu juga dengan ATB. Bagaimana nilai investasi dengan fasilitas-fasilitas baru apakah masuk dalam hitungan BP Batam yang harus diperhitungkan dan membayar kepada ATB," paparnya.
Koridor dan kerangka pengakhiran konsesi inilah yang lebih utama hak dan kewajibannya.
Menurutnya, perencanaan pasca 2020 harus sudah dibicarakan, bagaimana waktu investasi berkelanjutan.
Sementara sudah dibatasi November 2020 mendatang.
"Semua menggiring November habis, setelah November siapa yang melakukan investasi? Kalau BUMN siap ambil alih silahkan saja," tuturnya.
Ironisnya lagi, kata dia ketersediaan air baku di Batam saja saat ini sudah memprihatinkan.
Bahkan sudah dalam posisi minus.
Maria menilai, persiapan pemerintah dalam pengakhiran konsesi dan peralihan ini minim.