Pemerintah Siapkan 2 Skenario Untuk Evakuasi WNI di Wuhan, Ada 250 WNI yang Akan di Evakuasi

Pertama, pemerintah berupaya untuk menjemput WNI keluar dari wilayah Hubei dan dibawa ke kota yang lebih aman dari ancaman virus korona.

Editor: Eko Setiawan
(KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)
Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemarahannya saat menjawab pertanyaan wartawan terkait pencatutan nama Presiden dalam permintaan saham Freeport di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/12/2015). Presiden menilai bahwa tindakan itu melanggar kepatutan, kepantasan, moralitas dan wibawa negara. 

JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kemenlu setidaknya juga telah menyiapkan dua skenario untuk mengevakuasi WNI di Wuhan.

Pertama, pemerintah berupaya untuk menjemput WNI keluar dari wilayah Hubei dan dibawa ke kota yang lebih aman dari ancaman virus korona.

Pilihan kedua, jika memungkinkan pemerintah berencana membawa WNI di Wuhan untuk kemballi ke Indonesia.

Muhammad Sani Hospital Will Prepare a Special Isolation Room for Corona Virus Patients in Karimun

Stok di Agen Kosong, Warga Karimun Kesulitan Cari Masker

Dibantu Warga, Polsek Tambelan Ringkus 4 Pelaku Illegal Fishing, 2 Orang Sempat Kabur ke Hutan

Ada sekitar 250 WNI di Kota Wuhan yang rencananya akan dievakuasi.
Mayoritas dari mereka adalah pelajar yang sedang melakukan studi.
Merebaknya virus Korona membuat aktivitas warga menjadi sangat terbatas. Sebagian besar dari WNI hanya bertahan di dalam asrama dengan penuh kekhawatiran.

Perhatian pada nasib WNI di Wuhan ini sangat menarik simpati.

Ada Potensi Incumbent, Bawaslu Batam Beri Perhatian Khusus pada Netralitas ASN saat Pilkada 2020

Dokter Forensik Jelaskan Mengapa Tubuh Lina Jubaedah Alami Lebam, Beda dengan Memar

Terlebih setelah beberapa video dan kabar terbaru mengenai keadaan Kota Wuhan tersiar luas di media sosial.

Dalam video amatir dari seorang WNI, digambarkan Kota Wuhan berubah drastis menjadi kota yang sangat sepi.

Tidak ada lalu lalang kendaraan atau orang yang berjalan di luar rumah.

Aktivitas kota menjadi sangat lumpuh. Hanya sebagian supermarket yang masih buka dan tetap melayani jual beli kebutuhan logistik makanan.

KEYSTONE VIA AP/JEAN-CHRISTOPHE BOTT

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (kedua dari kiri), mengumumkan status darurat kesehatan global atas epidemi penyakit pernapasan akut akibat virus korona baru 2019 di Geneve, Kamis (30/1/2020).

Di kanal twitter, tertulis status permintaan dari WNI yang berada di Wuhan agar pemerintah Indonesia segera mengevakuasi warganya.

Selain itu, akun atas nama @ylchaniago itu juga menyampaikan bahwa beberapa rekan sesama pelajar yang berasal dari berbagai negara seperti Jepang, Amerika, Syiria, Palestina, dan Jordan sudah dapat keluar dari asrama untuk dievakuasi oleh pemerintah dari negaranya masing-masing.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui KBRI telah memberi bantuan kepada WNI di Wuhan.

Bantuan sebesar sekitar Rp. 560.000 per orang telah dikucurkan untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.

Kesiapan Fasilitas

Persiapan fasilitas untuk pemulangan WNI dari Wuhan juga terus dilakukan.

TNI dan Kemenkes telah menyiapkan lokasi karantina bagi WNI yang nantinya telah dievakuasi. Sesuai prosedur kesehatan, sepulangnya dari China para WNI harus dikarantina setidaknya selama 28 hari.

Seluruh Rumah Sakit milik TNI dipersiapkan untuk tempat karantina dan rujukan pengobatan virus korona.

Satuan kesehatan lapangan dan personel kesehatan TNI dari seluruh Indonesia pun telah disiapkan untuk menjalankan misi tersebut.

Beberapa ruang isolasi rumah sakit di Jakarta juga turut disiapkan. Seperti di RS Sulianti Saroso, RSPAD Gatot Subroto, RS Persahabatan, dan rumah sakit lain yang dapat menjadi tempat rujukan. Dalam penanganan virus korona, ruang isolasi memang diperlukan guna menjalani perawatan secara khusus.

KOMPAS/PRIYOMBODO
Penunjuk arah ke ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Selasa (28/1/2020). Rumah sakit rujukan nasional ini menyiapkan ruang isolasi bagi pasien yang diduga terinfeksi virus korona tipe baru. Sedikitnya 100 rumah sakit rujukan telah disiagakan untuk mengantisipasi penularan infeksi virus korona tipe baru dari Wuhan, China.KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)

Selain itu, upaya antisipatif lainnya juga dipersiapkan untuk menangkal persebaran virus korona.

Sejumlah bandara Indonesia mengaktifkan alat pendeteksi suhu tubuh (thermo scanner) di area terminal kedatangan internasional, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Husein Sastranegara Bandung, Lombok International Airport (LIA), Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Langkah memasang thermo scanner ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang diamanatkan UU No.6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, bahwa setiap pesawat luar negeri harus diawasi dan melalui tahapan pendeteksi tubuh untuk penumpang yang masuk ke bandara dan dilakukan karantina.

Tidak kurang 170 orang telah meninggal dunia setelah terinveksi korona.

Angka ini terus meningkat dari sebelumnya sekitar 128 orang.

Sementara di wilayah Provinsi Hubei, ada lebih dari 1.700 orang yang sudah terjangkit virus korona.

Dilaporkan pula, virus ini setidaknya telah menyebar ke 18 negara di luar China.

Mulai dari Asia seperti Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Jepang, Kamboja, hingga Australia.

Virus ini diduga juga telah sampai di Jerman, Prancis dan Amerika Serikat. (Eren Marsyukrilla / Litbang Kompas)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved