VIRUS CORONA
Tak Ada Libur Sementara, Mendagri Minta Proses Belajar di Natuna Tetap Normal
Mendagri membalas surat edaran nomor: 800/DISDIK/46/2020 pada 2 Febuari 2020 untuk meminta meliburkan sementara waktu proses belajar di Natuna.
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Menteri Dalam negeri (Mendagri) membalas surat edaran nomor: 800/DISDIK/46/2020 pada 2 Febuari 2020 untuk meminta meliburkan sementara waktu proses belajar di sekolah.
Kementerian Dalam Negeri meminta agar surat edaran tersebut dicabut, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal.
Adanya surat dari Kementerian Dalam Negeri ini dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Natuna, Suherman.
"Benar surat itu, kita terima hari ini," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunbatam.id, Senin (3/2/2020).
Ia meminta kepada sekolah untuk agar pelajar kembali bersekolah.
"Besok sudah normal kembali proses belajar-mengajar. Kami meminta kepala sekolah meyakinkan kepada para orang tua siswa agar bersekolah," ujarnya.
Orangtua yang Terlanjur Kirim Anak ke Luar Natuna Protes
Surat edaran yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Natuna tentang peliburan sekolah akhirnya dicabut.
Pencabutan edaran peliburan itu tertuang dalam surat edaran nomor : 800/Disdik/48/2020 yang ditandatangani Sekda Natuna, Wan Siswandi tertanggal (3/2/2020).
Surat edaran itu pun menuai komentar dari warga Natuna.
Bagaimana tidak sekolah telah diliburkan selama 2 minggu mendatang namun esok hari sudah kembali masuk.
Seperti penuturan salah seorang warga, Ranai Kota yang namanya enggan disebutkan mengaku heran atas kebijakan pemerintah.
"Pemerintah kabupaten harus konsisten lah, kalau sudah diterbitkan surat edaran anak sekolah libur ya sudah fix libur. Bukan seperti ini, hari anak sekolah sudah libur besok sudah masuk kembali. Sementara dari pihak sekolah memberitahu ke anak saya libur selama dua minggu, itu kan jadinya membuat bingung," ujarnya kepada TRIBUNBATAM.id, Senin (3/2/2020).
Bahkan ia menilai, Pemkab Natuna tidak konsisten terhadap kebijakannya.
"Buat keputusan sudah tentu dikaji dan dirapatkan, bukan seperti ini jadi ibarat surat cinta kan, hari ini dikirim besok di balas. Nanti lama kelamaan jadi saling balas-balasan Pemkab sama pusat," katanya.
Kata dia, sejak pihak sekolah menginformasikan sekolah libur, anaknya langsung pergi berlibur ke Midai tempat pamannya.
Namun berbeda hal dengan Ros, seorang ibu rumah tangga di kampung Sleman, Kecamatan Bunguran Timur Laut mengaku belum mengetahui surat edaran masuk sekolah.
"Saya tahunya anak sekolah diliburkan, hari ini anak saya sudah libur, dia sekolah di SD 006 Sleman," ujarnya.
Sebelumnya pencabutan surat edaran libur sekolah itu diterbitkan oleh Pemkab Natuna kembali pada Senin (3/2/2020).
Yang bertuliskan dalam menindaklanjuti telegram Mendagri nomor T.422.3/666/OTDA, tentang permintaan pencabutan surat edaran tanggal 3 Februari 2020, maka dengan ini kami mencabut surat edaran Sekda tentang peliburan sekolah.
Berkaitan dengan dicabutnya surat edaran tersebut maka kegiatan proses belajar mengajar tetap dilaksanakan seperti biasa pada tanggal 4 Februari 2020.
Mendagri Minta Cabut Edaran Libur Sekolah
Surat edaran yang diterbikan oleh Pemerintah Kabupaten Natuna tentang peliburan sekolah yang ada di Natuna mendapat perhatian dari Kementerian Dalam Negeri.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melayangkan surat kepada Bupati Natuna untuk mencabut edaran tentang peliburan sekolah.
Dalam surat dengan perihal penting dan segera, Mendagri menyebutkan bahwa kebijakan meliburkan kegiatan belajar siswa sekolah akan menghambat proses belajar secara menyeluruh.
Maka untuk itu Mendagri meminta Bupati Natuna agar segera mencabut surat edaran tersebut dan tetap melaksanakan proses belajar seluruh sekolah.
Surat Kemendagri yang dilayangkan kepada bupati Natuna itu ditandatangani langsung oleh Dirjen Otonomi Daerah, Drs. Akmal Malik pada Senin (03/02/2020).
Dalam petikan surat edaran tersebut, sekolah diliburkan mulai 3 Pebruari hingga 17 Februari 2020.
Cerita Anggota TNI/Polri Jaga Aksi Massa
Pratu Frengki terlihat duduk di bawa pohon untuk berlindung sejenak dari teriknya sinar matahari persis di depan kantor DPRD Natuna.
Meski terlihat santai, namun sikap dan pandangan prajurit Batalyon Komposit 1/Gardapati, Natuna.
Bersama anggota lainnya, mereka membantu proses pengamanan gelombang aksi massa yang menolak WNI dari Wuhan diobservasi di Natuna.
"Butuh tenaga ekstra. Bukan membantu mengangkat barang-barang ratusan WNI. Tapi menghalau massa aksi demonstrasi yang menolak. Dari pagi hingga malam, massa terus memadati pintu bandara, apalagi jelang kedatangan WNI," ujar Frengki, Senin (3/2/2020).
• Tidak Hanya di Pintu Bandara Raden Sajad, Massa Tolak WNI dari Wuhan Datangi Kantor DPRD Natuna
• Siswa di Natuna Batal Libur 2 Minggu, Orangtua yang Terlanjur Kirim Anak ke Luar Natuna Protes
Frengki yang ikut terlibat waktu pengamanan di pintu bandara mengaku lelah tidak tidur sudah biasa baginya.
"Capek dan lelah hingga tidak tidur itu sudah biasa bagi kami, Bang. Namun perihal pengawalan seperti ini (virus corona) agak sedikit waspada juga, namanya juga virus kan tidak kelihatan. Kalau berperang melawan musuh sudah tugas," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan seorang personel Polresta Natuna, Sijabat. Ia bertugas mengawal aksi demonstrasi massa unjuk rasa, Senin (3/2/2020) siang di Kantor DPRD Natuna.
"Saya sudah hampir 15 tahun bertugas di sini. Baru kali ini lah ada aksi demonstrasi yang besar oleh masyarakat. Banyak juga menyita tenaga personel yang berjaga. Saya sampai bilang ke istri dan keluarga jangan hubungi saya dulu iya, saya lagi bertugas," lanjut Sijabat bercerita.
Terkait maraknya informasi tentang ratusan WNI dari kota Wuhan yang merupakan sumber virus corona juga membuat keluarganya selalu sedikit waspada.
"Sebenarnya tidak begitu daruratnya, tapi masyarakat sudah sangat khawatir. Iya beginilah kami jadinya mengawal," ucapnya.
Pantauan TribunBatam.id, sepanjang jalan pintu kedatangan Bandara Lanud Raden Sajad, hingga ke kantor DPRD beberapa petugas tampak berjaga sejak pagi hari.
Mereka mengantisifasi gelombang massa yang berunjuk rasa.
Tidak hanya itu, bahkan pada saat pengawalan hingga siang hari sejumlah petugas gabungan dari personel Brimob Polda Kepri, TNI Al, dan TNI AD dari berbagai satuan terlihat mulai lelah.
Saat gelombang massa demonstrasi bubar mereka bahkan mengistirahatkan diri dibawah pohon dan beberapa gubuk yang ada.(TribunBatam.id/Endra kaputra/Bereslumbantobing)