Atlet Voli Cantik Bisa Bernafas Lega, Tumor Ganas di Kakinya Akan Dioprasi Gratis, Dibiayai TNI AD
Atlet Voli kebanggan sekolah yang terkena tumor ganas di Kaki akhirnya bisa bernafas lega setelah TNI AD datang kerumahnya.
RIAU, TRIBUNBATAM.id - Atlet Voli kebanggan sekolah yang terkena tumor ganas di Kaki akhirnya bisa bernafas lega setelah TNI AD datang kerumahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Riska Ramadila (17) Akan mendapatkan operasi gratis.
Semua kebutuhan dan biaya operasi ditanggung oleh TNI AD.
• Erick Thohir Dituding Sudutkan SBY Dalam Kasus Jiwasraya, Rachland : Dia Sudah Mahir Politrik
• Cegah Virus Corona, Polsek dan Camat Gunung Kijang Bintan, Bagikan Masker ke Pedagang
• Jelang Pilkada 2020, Diskominfo Bintan Wacanakan Bentuk Tim Anti Hoax, Ini Tujuannya
Riska Ramadila (17) atlet voley cantik asal Kelurahan Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau yang mengidap tumor ganas akhirnya bisa bernafas lega.
Setelah viral di media sosial, gadis berparas cantik itu akan menjalani pengobatan dengan seluruh biaya ditanggung dari TNI Angkatan Darat Kodim 0313/Kampar, Riau.
Dikutip dari Kompas.com, kabar baik itu disampaikan oleh Babinsa Kelurahan Lipat Kain Pelda Nasaruddin.
Terlebih, tumor ganas yang sudah tumbuh membesar di kaki kanan Riska sejak tujuh bulan yang lalu itu harus segera diobati.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengatakan, siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Kecamatan Kampar Kiri itu akan dibawa berobat ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto di Jakarta Pusat.
"Rencananya mau kita bawa berobat ke Jakarta. Saya akan dampingi ke sana," kata Nasaruddin, Senin (3/2/2020).

Ditemukan
Awal Mula Ditemukannya Riska berawal ketika dirinya datang ke SMA 1 Lipat Kain untuk melatih dan memberikan wawasan kebangsaan.
Ketika itu, dia mendapat informasi ada seorang siswa yang mengidap tumor ganas dan tidak memiliki biaya untuk berobat.
Anggota Koramil 05/Kampar Kiri ini pun mendatangi rumah Riska.
Saat itu Nasaruddin juga sempat membawa bantuan, karena Riska berasal dari keluarga kurang mampu.
"Setelah itu kami bawa ke rumah sakit di Pekanbaru. Tapi kata dokter kakinya harus diamputasi. Namun pihak keluarga belum bersedia diamputasi," sebutnya.