Donald Trump Selamat dari Upaya Pemakzulan, Ketua DPR AS: Dia Tetap Jadi Ancaman Demokrasi Amerika
Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, Presiden Donald Trump tetap akan menjadi ancaman demokrasi setelah Senat meloloskannya dari pemakzulan
"Saat ini, mereka adalah pecundang politik. Mereka memulainya dan berpikir itu ide yang baik. Untuk jangka pendek, mereka sudah melakukan kesalahan politik," ejeknya.
Trump dimakzulkan di level DPR AS pada 18 Desember 2019 buntut percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Saat itu, dia meminta Zelensky untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden, calon rival politiknya di Pilpres AS 2020.
Senat Tolak Pemakzulan
Seperti sudah diprediksi, Senat AS meloloskan Presiden Donald Trump dari tuduhan pemakzulan yang menimpa dirinya pada Desember 2019.
Hakim Ketua Mahkamah Agung John Roberts membebaskan dia dari dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, dan upaya menghalangi penyelidikan Kongres.
Dikutip dari KOMPAS.com, Rabu (5/2/2020), Trump lolos dari pemakzulan dengan perbandingan 52-48 untuk artikel pertama, dan 53-47 terkait dakwaan pemakzulan kedua.
Hanya Senator Utah, Mitt Romney, dikenal sebagai musuh lama Trump, memutuskan untuk memberikan suaranya di dakwaan pertama.
Dia tak mendukung pasal kedua.
"Dua per tiga senator tidak menemukan dia bersalah ata dakwaan yang disajikan. Karena itu, Donald John Trump, dibebaskan," kata Roberts.
Pasal pertama merujuk kepada upaya sang presiden untuk menahan bantuan militer Ukraina, agar mereka menyelidiki calon rivalnya di Pilpres AS 2020, Joe Biden.
Kemudian pasal kedua menitikberatkan bagaimana presiden 73 tahun itu menghalangi upaya DPR AS dalam memanggil saksi atau meminta bukti dari Gedung Putih.
Menyusul putusan itu, suami Melania itu berkicau di Twitter akan memberikan pernyataan pada Kamis (6/2/2020), untuk "mendiskusikan kemenangan negara atas hoaks pemakzulan".
Gedung Putih menyebut impeachment itu "upaya perburuan penyihir hak prosed persidangannya, dan didasrkan atas serangkaian kebohongan".
Washington juga menyerukan "pembalasan" atas oposisi Demokrat yang memakzulkan presiden.