Donald Trump Selamat dari Upaya Pemakzulan, Ketua DPR AS: Dia Tetap Jadi Ancaman Demokrasi Amerika

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, Presiden Donald Trump tetap akan menjadi ancaman demokrasi setelah Senat meloloskannya dari pemakzulan

Editor: Mairi Nandarson
People
Perdebatan sengit Presiden Donald Trump dengan dua politisi Demokrat, Nancy Pelosi dan Chuck Schumer, sementara Wapres Mike Pence terlihat hanya menonton. 

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON DC - Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan, Presiden Donald Trump tetap akan menjadi ancaman demokrasi setelah Senat meloloskannya dari pemakzulan.

Dua pasal impeachment yang disangkakan, penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres, tidak mendapat dua per tiga dukungan untuk aktif.

Untuk pasal pertama, hanya 48 anggota Senat AS yang mendukung, dengan Senator Republik, Mitt Romney, membelot dengan mendukung Demokrat.

Sementara di pasal menghalangi penyelidikan Kongres, perbandingan suaranya adalah 53-47, membuat Trump lolos dari pemakzulan pada Kamis (5/2/2020).

Situasi Panas Internal Barcelona, Eric Abidal Cekcok dengan Lionel Messi, Presiden Klub Bereaksi

Hasil Lengkap DFB Pokal Liga Jerman, Dortmund dan RB Leipzig Tersingkir, Muenchen ke Perempatfinal

Hasil DFB Pokal Bayern Munchen vs Hoffenheim, Muenchen Lolos Lewat Drama 7 Gol

Seusai putusan, Nancy Pelosi mengatakan bahwa Senator Republik telah memaklumi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh presiden 73 tahun itu.

Dikutip dari KOMPAS.com, Ketua DPR AS dari Partai Demokrat itu menyebut kaum Republikan sudah menolak sistem check & balances di Konstitusi AS.

"Dia akan tetap menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika. Dia akan menganggap dirinya di atas hukum dan mengubah hasil pemilihan sesuai keinginannya," katanya.

Sementara dikutip Al Jazeera, Pelosi mengatakan Senat tidak bisa membebaskan tanpa sebelumnya didasarkan bukti dan saksi yang kuat.

Dia mengeluhkan Senat AS yang dikuasai Republik menolak upaya Demokrat menghadirkan saksi baru.

Salah satunya mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

"Dengan menekan bukti dan menolak sidang yang adil, Republikan di Senat secara sadar mau dan terlibat dalam upaya menutupi aksi Presiden," kritiknya.

Sejatinya, sejumlah senator Republik, salah satunya adalah Lamar Alexander, menyatakan bahwa apa yang dilakukan Trump adalah salah.

Namun, mereka berargumen bahwa tindakannya tidak cukup jika dijadikan pijakan untuk melengserkannya dari jabatan Presiden AS.

Mereka mempersilakan publik AS untuk memutuskan bagaimana nasib Trump ke depannya, melalui Pilpres AS 2020 yang akan digelar November mendatang.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menyebut bahwa pemakzulan yang dilakukan Demokrat malah akan jadi bumberang bagi mereka.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved